PROSES PEMBENTUKAN MINYAK
DAN GAS BUMI
Dibuat untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Geologi Migas pada Semester Dua
Geologi Migas pada Semester Dua
Oleh :
SULHADI
NPM : 1403051
DOSEN PEMBIMBING : SEPRIADI, ST
LABORATORIUM KEBUMIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK EKPLORASI PRODUKSI MIGAS
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
PROGRAM STUDI TEKNIK EKPLORASI PRODUKSI MIGAS
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK
AKAMIGAS PALEMBANG
2015 / 2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena
berkat
curahan Rahmat dan HidayahNya jualah, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Makalah mengenai Analisa Pembentukan Hidrokarbon ini dengan baik dan lancar sesuai yang di harapkan, Makalah ini
merupakan tugas dari salah satu
mata kuliah, yaitu Geologi Migas.
Dalam Pembuatannya sendiri
makalah ini disusun dari berbagai sumber refrensi baik itu dari Buku, Internet dan juga penyampaian Materi secara
langsung oleh Dosen pada saat perkuliahan berlangsung.
Dengan selesainya pembuatan Makalah ini tak lupa juga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada
Dosen Pengajar Mata Kuliah Geologi Migas Bapak Sepriadi, ST yang telah
memberikan Tugas pembuatan makalah ini kepada kami guna menambah wawasan dan
pemahaman kami mengenai Proses pembentukan Hidrokarbon.
Kami sangat berharap
Semoga apa yang penulis sampaikan dalam Makalah
ini dapat bermanfaat bagi bagi para pembaca khususnya
untuk seluruh Mahasiswa Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas
Palembang dalam menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutama mengenai Proses Pembentukan Hidrokarbon.
Kami juga menyadari bahwasannya dalam pembuatan Makalah ini
terdapat banyak sekali kekurangan
maupun kekeliruan disana sini,
oleh karena nya Kritik
dan Saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan Penulis
guna mencapai hasil
yang lebih baik di masa mendatang
Palembang, 11
Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. I
DAFTAR ISI ................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.............................................................................. III
1.2. Rumusan
Masalah ......................................................................... IV
1.3. Tujuan
dan Manfaat...................................................................... V
BAB II ISI DAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Minyak Bumi .............................................................. 1
2.2. proses
pembentukan minyak bumi................................................. 2
2.3. komposisi minyak bumi................................................................. 3
2.4. tipe-tipe kerogen............................................................................ 4
2.5. jenis-jenis perangkap
struktur........................................................ 5
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Minyak bumi adalah suatu senyawa
hidrokarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), hidrogen (11-14%), nitrogen
(0,2-0,5%), sulfur (0-6%), dan oksigen (0-3,5%). Dari manakah Minyak dan Gas
bumi Berasal ? Minyak dan Gas Bumi berasal dari sisa – sisa Organisme Tumbuhan,
Hewan, material atau jasad Renik yang mati sekitar Jutaan Tahun yang lalu,
Jasad Renik tersebut lalu mengendap terdeposisi dalam jumlah yang banyak dalam
kurun waktu yang sangat lama, akibatnya akan terbentuk strukur perlapisan pada daerah endapan tersebut,
selama proses pengendapan ( deposisi ) berlangsung material – material sedimen
dari permukaan secara bersamaan juga akan mengalami pengikisan atau pelapukan
sehingga kan terdeposisi juga menjadi lumpur yang akan menutupi lapisan endapan
Organanisme seperti hewan, tumbuhan dan Jasad Renik tadi lalu berubah menjadi
batuan karena tekanan dan suhu dari dasar laut dan dalam bumi, sementara itu
bakteri an aerob menguraikan sisa – sisa
organisme tadi menjadi minyak dan gas bumi tahap ini disebut dengan
Fasies Organik, dimana Fasies Organik ini terjadi pada masa diagenesis batuan (
Proses Pengendapan / pembentukannya ).
Pada Fase diagenesis ini kita
tahu bahwa Material – material sedimen ada yang berasal dari material sedimen
klastik dan Non Klastik nah materail – material tadi nantinya akan mengalami
fasies organik yang dipengaruhi Oleh Preservasi, Produktivitas dan juga dilusi.
Setelah mengalami proses Diagenesis pada batuan fasies organik tadi selanjutnya akan menuju tahp pembentukan atau Tahap
Catagenesis, pada inilah nantinya akan
mulai terbentuknya Kerogen dan juga Bitumen. Kerogen adalah bagian dari zat
organik dalam batuan sedimen,kerogen tidak larut dalam pelarut organikm biasa
sedangkan bagian yang larut nantinya akan dikenal dengan istilah Bitumen. dimana Dalam proses pembentukan minyak dan
gas bumi sendiri kita harus tahu bahwasanya Kerogen merupakan cikal bakal
terbentuknya bitumen dan Bitumen merupakan cikal bakal terbentuknya
hidrokarbon.
Pada tahapan catagenesis awal
natinya akan terciptalah minyak sedangkan untuk catagenesis ahir yang tercipta adalah minyak dan gas. Setelah mengalami fasies organik pada fase
diagenesis, mengalami perubahan menjadi kerogen dan bitumen pada tahap catagenesis
selanjutnya dari kerogen tadi akan berubah menjadi Bitumen dan Bitumen juga
nantinya akan berubah menjadi Hidrokarbon hal ini berlangsung pada fase
Metagenesis, dimana pada Fase metagenesis ininatinya yang trebentuk adalah gas.
Proses ini memakan waktu jutaan
tahun, minyak dan Gas bumi Meresap dalam Batuan berpori seperti air yang
meresap pada batuan karang, minyak dan gas Bumi tadi dapat bermigrasi dari satu
daerah ke daerah yang lain dan akan terkonsentrasi jika terhalang lapisan
kedap. Batuan yang mengandung minyak bumi rata – rata berumur 10 – 270 juta
Tahun, reservoar Minyak dan gas Bumi akan terbentuk bila ada tiga komponen,
yang pertama yaitu adanya batuan asal atau source Rock, Migrasi dan jebakan
geologi atau Trap.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan
gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam
adalah salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui,
sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya
sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang
banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi
yang banyak digunakan untuk memasak, bahan bakar kendaraan bermotor, dan kebutuhan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karena itu sebagai generasi
penerus bangsa, kita dituntut tidak hanya dapat menggunakan Sumber daya Alam
tersebut tetapi kita juga dituntut untuk mengetahui proses terbentuknya
sehingga membuat kita berpikir jauh kedepan dengan memikirkan bahan bakar alternatif
apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu
saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
1.
Bagaimana proses pembentukan Minyak bumi dan Gas bumi?
2.
Apa saja komposisi minyak bumi?
3.
apa saja tipe-tipe kerogen ?
4.
apa saja jenis-jenis perangkap (trap) hidrokarbon ?
1.3. Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui bagaimana proses
pembentukan minyak bumi
2. untuk mengetahui komposisi dari
minyak bumi
3. untuk mengetahui tipe-tipe kerogen
pembentuk minyak bumi
4. untuk mengetahui jenis-jenis
perangkap (trap) hidrokarbon
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Minyak Bumi
Minyak bumi atau
yang biasa disebut dengan Crude Oil merupakan Campuran Kompleks dari senyawa
Hidrokarbon. Dimana Crude Oil sendiri terdiri dari Carbon ( C ), Hidrogen ( H )
dan Unsur lainnya yang terdiri dari kandungan Besi ( Fe ), Natrium ( Na ),
Sulfur ( S ), dan Oksigen ( O2). Minyak mentah sebagian besar terdiri dari Hidrokarbon
yang dapat dibedakan menjadi parafinik, Napthenik, Olefin, dan aromatik
2.2. Proses Pembentukan
Minyak dan Gas
Bumi
Dalam pembentukannya ada dua teori yang secara umum
menjadi dasar pembentukan Minyak Bumi teori yang pertama yaitu Teori An Organik
dan Teori satunya lagi disebut teori
Organik.
1.
Teori Anorganik (Abiogenesis)
Berdasarkan teori anorganik,
pembentukan minyak bumi
didasarkan pada proses kimia, yaitu:
a. Teori
alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam
alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan
dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk asitilena Asitilena akan berubah
menjadi benzena karena suhu tinggi.
b.
Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-
karbida
logam dalam bumi.
Pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
2. Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon.Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2).Pada arah pertama, karbon dioksida
di atmosfir berasimilasi, artinya CO2
diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.Pada arah
yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
P.G. Mackuire yang pertama kali
mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa
argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari
zat organik yaitu:
1. Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar
bidang polarisasi, ini disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak
yang terdapat dalam darah, sedangkan
zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
2. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
3. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
4. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
5. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
6. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
2. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
3. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
4. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi.
5. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
6. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Ø Proses
pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
• Pengumpulan zat organik dalam sedimen
• Pengawetan zat organik dalam sedimen
• Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
• Pengumpulan zat organik dalam sedimen
• Pengawetan zat organik dalam sedimen
• Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen
hingga berkumpul
menjadi akumulasi komersial
Minyak
bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam,
yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,
dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak
bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, dimana sebagian
besar terdiri dari seri alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi,
dan kemurniannya.
Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan,
hewan) yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan,
proses diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak
dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:
a. Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan
terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang
dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1) Diagenesis dini, yaitu peralihan dari
senyawa yang stabil saat di permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada
kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini
terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam
pelarut organik dan anorganik).
2) Diagenesis pertengahan, terjadi proses
aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan
mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3)
Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam
oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya.
Pembentukan minyak
bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar hasil eksplorasi.
b. Katagenesis
Katagenesis adalah
zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan mencolok,
dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman
pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen.
c. Metagenesis
Pada tahap ini
terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu
(padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi senyawa yang
kekurangan hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi material bernilai
dari senyawa karbon (grafit, intan).
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan sumber energi sebagai bahan
bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG,
lilin dsb. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari minyak bumi. Berdasarkan teori , minyak bumi terbentuk dari proses
pelapukan jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak
berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas
dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat
banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga
jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan
dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini
kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan
tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan
gas alam tersebut. Karena proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui (anrenewable).
Pada umumnya minyak bumi tampak
hitam legam, pekat serta kurang menarik seperti pada contoh ini. Minyak bumi
baru dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai
produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan Pada umunya minyak bumi
terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam pergerakannya ke atas .
Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga di sebut Petroleum. (Petroleum berasal dari bahasa Latin
‘petrus’ artinya batu dan ‘oleum’ artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi
atau petroleum ini, dilakukanlah
kegiatan pengeboran.
Bumi kita ini terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu dan
merupakan bagian dari proses terjadinya alam semesta Beginilah keadaan permukaan bumi 600
juta tahun yang lalu ketika mulai ada bentuk bentuk kehidupan berupa binatang
dan tumbuh – tumbuhan bersel tunggal.
Pada
masa mesozoikum (200 juta) tahun yang lalu Reptilia raksasa seperti Dinosaurus
mulai terdapat di permukaan bumi pada masa paleoson ( 69 juta tahun yang lalu )
menyusul seperti Badak Raksasa, Ikan Paus dan Gajah Raksasa berkembang dengan
pesat.
Pada
masa Pleistosan. Manusia purba menyusul sebagai penghuni Permukaan bumi dengan
menggunakan perkakas berburu yang Primitive dan menghuni gua – gua dan gubuk –
gubuk sederhana Dalam cara hidup demikian , hanya yang terkuat akan mampu
bertahan.
gambar masa pleistosen
Pada
zaman sebelum masehi peradaban manusia mulai Berkembang Piramida – Piramida ,
benteng – benteng serta perumahan mulai Dibangun Minyak bumi yang merembes ke
permukaan tanah di gunakan untuk penerangan sebagai obat dan juga sebagai penolak bala.
Revolusi
pada abad ke 19 di mungkinkan karena batubara dan tenaga listrik yang berasal
dari tenaga air mulai dimanfaatkan sebagai sumber energy, Setelah Kolonel Drake menemukan
minyak untuk pertama kalinya di Pennsylvania, USA. Pada tahun 1859 , seluruh
dunia dilanda demam pencarian minyak.Pada tahun 1885 Ziklker berhasil menemukan
minyak di Telaga Said Sumatera Utara sejak di temukannya , minyak bumi mulai
memegang peranan utama sebagai sumber energi dalam mempercepat
perkembanganIndustrialisasi dan transportasi yang mengantar dunia pada
kehidupan Modern.
Sejarah
mencatat bahwa minyak dan Gas bumi sebagai sumber daya energi merupakan
pendukung utama atas keberhasilan manusia untuk mencapai suatu taraf kehidupan
modern dengan segala kenyamanan dan kemewahannya. Di seluruh dunia minyak berperan
dalam menerangi rumah – rumah, melumasi mesin – mesin, menggerakkan kendaraan –
kendaraan serta tidak ternilai kegunaannya dalam bidang kesenian , manufaktur
dan Kehidupan sehari – hari
Selain
sebagai sumber energi minyak dan gas bumi memiliki nilai tambah dan masih tetap
berperan penting dalam mendukung peradaban manusia Di masa yang akan datang
.Bila penggunaan minyak dan gas bumi pada khususnya serta sumber daya energi
lainnya pada umumnya dilakukan secara bertanggung jawab maka kita akan dapat
tetap menikmati lingkungan yang aman , nyaman dan menyenangkan. Minyak dan gas
bumi sebagai sumber daya energi yang tidak terbarukan Perlu di hemat dan di
versifikasikan energi perlu di galakkan.
2.3. Komponen Minyak Bumi
Komponen Hidrokarbon
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi dibagi jadi 4
golongan, yaitu:
-
Golongan
parafin
-
Golongan
naftena
-
Golongan
olefin
-
Golongan
aromatic
1. Parafin
- Adalah senyawa HC jenuh dengan rumus umum CnH2n+2
(Alkana).
- Sifat kimia umum : stabil pada
suhu biasa, tidak bereaksi dengan asam
sulfat berasap, larutan alkali pekat, asam nitrat dan oksidator kuat.
- Bereaksi lambat dengan klor dengan bantuan panas matahari.
Ø
C1 – C4
phase gas : C3 dan C4 merupakan komponen utama
LPG
Ø
C5 – C15
phase cair : terdapat dalam fraksi nafta,
bensin, kerosin, bahan bakar diesel dan minyak bakar
Ø
C16 - ..
Phase padat : terutama terdapat dalam malam parafin.
2. Naften
- Adalah senywa HC jenuh dengan rumus umum CnH2n.
-
Mempunyai sifat kimia yang hampir
sama dengan parafin. Mempunyai
struktur siklis, sehingga disebut juga sikloparafin.
- Senyawa naften yang banyak dikandung
adalah sikopentan dan
sikloheksan.
3. Olefin
- Adalah senywa HC tidak jenuh dengan rumus umum CnH2n
dengan
ikatan
rangkap dua (alkena).
- Olefin tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi sedikit
banyak
terbentuk dalam distilasi minyak mentah dan proses
perengkahan.
- Karena mempunyai ikatan rangkap,
maka olefin sangat reaktif dan
merupakan bahan dasar utama industri petrokimia (etilene dan
propilene)
4.
Aromatis
- Adalah senywa HC tidak jenuh
dengan rumus umum CnH2n-6.
- Mempunyai sifat kimia sangat reaktif aktif. Mudah
dioksidasi menjadi
asam,
reaski substitusi dan adisi.
- Jenis yang banyak ditemui adalah C6-C8 yang dikenal dengan
Benzene,
Toluene dan Xylene (B-T-X)
2.4. Tipe-tipe Kerogen
¡ KEROGEN :
§ Bagian dari zat organik dalam batuan
sedimen
§ Tidak larut dalam pelarut organik
biasa
§ Bagian yang larut disebut bitumen
Kerogen tidak dapat larut dalam air
ataupun pelarut lainnya karena ukuran molekul kerogen yang sangat besar.
¡ Proses formasi kerogen :
1. Bermula dari organisme (organic
tissue) yang alami chemical&biologicaldestruction&transformation
2. Biopolimer (struktur teratur) berukuran
besar (misal, Protein dan Karbohidrat) dan tersusun sangat beraturan akan
terubah dimana individual biopolimer menjadi :
3. Terusakkan (Pembusukan)
4. Terbentuk geopolimer baru
¡ Proses (lanjutan…) :
1. GEOPOLIMER :
▪ Molekul besar, tidak beraturan
▪ Precursor dari Kerogen, Tetapi belum
Kerogen sebenarnya
▪ Ukuran
¡
kecil = fulvic acids
¡
sedang = humic acids
¡
besar = humins
2. GEOPOLIMER (lanjutan…)
▪ Alami diagenesis (pada water column,
soils, sediments) menyebabkan geopolimer tambah besar& lebih kompleks,
struktur semakin tidak beraturan. Selama diagenesis: Geopolimer Kehilangan air,
karbon dioksida dan ammonia.
▪ Terbentuk kerogen dengan berat
molekul yang lebih besar, yang terbentuk akibat burial pada ratusan meter
¡ Selama diagenesis =
1. Kehilangan air, karbon dioksida, amoniak
2. Jika reduksi sulfat aerobik terjadi
dalam sedimen, dan jika sedimen alami kehilangan ion logam, maka banyak sulfur
yang menyatu dengan struktur kerogen
3. Adapun sulfur asal zat organik
sangat sedikit
¡ Pembentukan Kerogen bersaing dengan
destruksi zat organik melalui proses oksidasi
1. Banyak oksidasi organik dalam
lingkungan sedimen karena termediasi secara mikrobial
2. Mikroorganisme lebih suka menyerang
molekul kecil biogenik
3. Geopolimer lebih terjaga dari
degradasi, karena sistem enzim bakteri tidak mampu mengenalinya
4. Pada kondisi oksidasi, molekul
biogenik kecil akan diserang bakteri sebelum menjadi geopolimer, namun di
lingkungan reduksi terjadi sebaliknya, kondisi teratasi dari serangan bakteri
memberi kesempatan untuk terbentuk geopolimer, sehingga terjadi preservasi yang
baik.
¡ Tipe I
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C (hydrocarbon/carbon) yang tinggi >1.5 dan rasio O/C (oxygen/carbon) rendah <0.1. Kerogen tipe I ini memiliki index hidrogen >300 dan index oksigen <50.
Kerogen tipe ini juga disebut alginite, mengandung konsentrasi tinggi alkanes dan asam lemak serta merupakan sumber terbaik untuk maturasi oil-prone. Sumber utamanya berasal dari sedimen alga seperti endapan lacustrin. Terjadinya kerogen tipe I ini relatif jarang jika dibandingkan dengan tipe lainnya.
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C (hydrocarbon/carbon) yang tinggi >1.5 dan rasio O/C (oxygen/carbon) rendah <0.1. Kerogen tipe I ini memiliki index hidrogen >300 dan index oksigen <50.
Kerogen tipe ini juga disebut alginite, mengandung konsentrasi tinggi alkanes dan asam lemak serta merupakan sumber terbaik untuk maturasi oil-prone. Sumber utamanya berasal dari sedimen alga seperti endapan lacustrin. Terjadinya kerogen tipe I ini relatif jarang jika dibandingkan dengan tipe lainnya.
¡
Tipe II
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif tinggi (1.0 – 1.4) dan rasio O/C relatif rendah (0.09 – 1.5). Memiliki index hidrogen antara 200 dan 300, sedangkan index oksigen antara 50 dan 100.
Kerogen tipe II ini juga disebut exinite berada pada lingkungan marine dan umumnya berasosiasi dengan calcareous atau sedimen dolomitic. Tipe II sangat sering dijumpai pada lapangan minyak dan gas. Contoh dari kerogen tipe ini adalah group Devonian dan Colorado berumur Cretaceous di Kanada Barat, berumur Paleozoic di Afrika Utara, beberapa source beds berumur Cretaceous dan Tertiary di Afrika Barat, berumur Jurassic di Eropa Barat dan Arab Saudi dsb
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif tinggi (1.0 – 1.4) dan rasio O/C relatif rendah (0.09 – 1.5). Memiliki index hidrogen antara 200 dan 300, sedangkan index oksigen antara 50 dan 100.
Kerogen tipe II ini juga disebut exinite berada pada lingkungan marine dan umumnya berasosiasi dengan calcareous atau sedimen dolomitic. Tipe II sangat sering dijumpai pada lapangan minyak dan gas. Contoh dari kerogen tipe ini adalah group Devonian dan Colorado berumur Cretaceous di Kanada Barat, berumur Paleozoic di Afrika Utara, beberapa source beds berumur Cretaceous dan Tertiary di Afrika Barat, berumur Jurassic di Eropa Barat dan Arab Saudi dsb
¡
Tipe III
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif rendah (<01.0) rasio O/C relatif rendah (0.2 – 0.3). Index hidrogen di bawah 300 dan index oksigen di atas 100. Tipe kerogen ini juga disebut vitrinite. Sumber utamanya berupa tanaman darat yang ditemukan pada sedimentasi detrital tebal sepanjang continental margin. Tipe hidrokarbon yang dihasilkan utamanya adalah gas. Contoh kerogen tipe III ini dapat ditemukan di negara kita Indonesia tepatnya di delta Mahakam. Upper Cretaceous pada cekungan Douala (Kamerun) dan di lower Mannville shale di Alberta juga merupakan contoh dari kerogen tipe III ini.
Kerogen tipe ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif rendah (<01.0) rasio O/C relatif rendah (0.2 – 0.3). Index hidrogen di bawah 300 dan index oksigen di atas 100. Tipe kerogen ini juga disebut vitrinite. Sumber utamanya berupa tanaman darat yang ditemukan pada sedimentasi detrital tebal sepanjang continental margin. Tipe hidrokarbon yang dihasilkan utamanya adalah gas. Contoh kerogen tipe III ini dapat ditemukan di negara kita Indonesia tepatnya di delta Mahakam. Upper Cretaceous pada cekungan Douala (Kamerun) dan di lower Mannville shale di Alberta juga merupakan contoh dari kerogen tipe III ini.
¡
Tipe IV
Ada juga tipe IV yang dikenal sebagai inertinite. Tipe ini biasanya berasosiasi dengan batubara atau materi organik yang mengalami proses oksidasi parah serta tidak mempunyai potensial untuk menghasilkan minyak dan gas.
Ada juga tipe IV yang dikenal sebagai inertinite. Tipe ini biasanya berasosiasi dengan batubara atau materi organik yang mengalami proses oksidasi parah serta tidak mempunyai potensial untuk menghasilkan minyak dan gas.
Ke semua tipe kerogen di atas,
dengan meningkatnya tingkat kematangan akibat dari suhu yang semakin meningkat,
komposisi unsur nya akan mengalami perubahan dengan bertambahnya unsur C, tapi
kehilangan unsur H dan O karena mengeluarkan senyawa H2O dan CH4. Akibatnya,
akan ada masa di mana tipe-tipe kerogen di atas akan bertemu.
2.5. Jenis-Jenis Perangkap Hidrokarbon
Perangkap reservoir merupakan hal yang
sangat penting dalam penentuan terdapatnya minyak dan gas bumi.Di dalam zona perangkap biasanya
hidrokarbon yang ada selalu diikuti adanya air di dalamnya, dimana air akan
selalu berada di bagian bawah dan hidrokarbon berada di bagian atas akibat gaya
vertical keatas(Gaya hidrostatik).Hal ini dikarenakan adanya perbedaan berat
jenis antara air dan hidrokarbon.
Pada
zona perangkap reservoir ini juga terdapat gaya hidrodinamik yaitu bila dalam
zona tersebut terdapat berbagai gaya lain yang bekerja (tidak hanya gaya
vertical), missal adanya gaya yang disebabkan oleh adanya air yang bergerak ke
suatu arah yang menyebabkan arah gaya resultan tidak vertical keatas tetapi
agak miring. Hal ini menyebabkan bidang potensial dalam hal ini batas
antara minyak dan hidrokarbon (minyak dan gas bumi) juga akan miring.
Jenis-jenis
perangkap hidrokarbon diantaranya yaitu :
1. perangkap
Stratigrafi
Jenis perangkap
stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral,
perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi
pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam
perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan
ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan
pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah
fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas
(Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak
berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar,
dan Reef, namun berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap
Pinchouts, dan Truncations.
2. perangkap
Struktur
Perangkap
Struktur merupakan perangkap yang paling orisinil dan sampai dewasa ini
merupakan perangkap yang paling penting.Berbagai unsur perangkap yang membentuk
lapisan penyekat dan lapisan reservoir, sehingga dapat menjebak hidrokarbon,
disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan
patahan.
* Jebakan
Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel.Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel.Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
* Jebakan
Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan.Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan.Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan.Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan.Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
* Jebakan
Struktural lainnya
Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.
Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.
3. perangkap
kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya
adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi.Dimana pada
perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau
menjebak minyak bumi.Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu
jenis perangkap yang membenuk reservoar.Sebagai contohnya antiklin patahan,
terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.Dan, pada perangkap
ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri.
4. perangkap
hidrodinamik
Kemudian
perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik.Perangkap ini sangta
jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air.Pergerakan air ini yang mampu
merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang
pada lokasi tersebut dapat menyebabkan
perpindahan.Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya
dari iar hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke
reservoar dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan
air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat
menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak
ada jebakan minyak yang konvensional
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa :
Ø minyak bumi berasal dari sisa – sia mahluk hidup yang
terendaokan baik didarat, laut maupun sungai dimana proses pembentukan
minyak dan gas bumi ini mebutuhkan
waktu berjuta-juta tahun lalu, sehingga membutuhkan
proses yang sangat lama
Ø kerogen merupakan cikal bakal terbentuknya Bitumen
sedangkan Bitumen merupakan Cikal bakal terbentuknya Hidrokarbon. Perbedaan
kerogen dengan Bitumen adalah ukuran Molekul penyusun Kerogen lebih besar,
sedangkan Bitumen lebih kecil. Hal ini dipengaruhi oleh Temperatur saat temperatur
rendah ukuran Ukuran molekul ( kerogen ) besar.
Ø Hidrokarbon adalah sebutan untuk Minyak dan gas Bumi dan minyak
bumi tersusun atas komponen paraffin, naftena, olefin dan aromatic Gas alam merupakan
Hidrokarbon dengan Unsur Paling Dominan adalah Methana ( CH4 ). Semakin banyak
Kandungan Hidrogen ( H ) Maka akan semakin ringan Minyak kita, sedangkan
semakin banyak unsur Karbon ( C ) maka semakin berat Minyak kita.
Ø tipe
kerogen dibagi menjadi empat jenis yaitu tipe I, tipe II, tipe III dan tipe IV
Ø ketika bitumen dibatuan induk sudah matang maka dia siap
untuk bermigrasi. Migarsi dibagi menjadi tiga bagian, migrasi primer, sekunder
dan tersier.
Ø jenis-jenis
perangkap hidrokarbon diantaranya yaitu: perangkap struktur, perangkap
stratigrafi dan perangkap kombinasi.
Ø Hidrokarbon tidak selalu diam di suatu jebakan ( Trap )
suatu ketika dia bisa bermigrasi lagi jika terjadi aktivitas geologi seperti
patahan, sesar ataupun permeabilitas diatas reservoar tidak cocok sebagai
trap.
DAFTAR
PUSTAKA
Id.m.wikipedia.com/pembentukan_minyak_bumi