“EVALUSI PROSES RIG DOWN,RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PEMAAT(PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
TUGAS AKHIR
Dibuat Untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang
Oleh :
SULHADI NPM 1403051
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI
MIGAS POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2015
LEMBAGA PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
Dibuat Untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang
Oleh
SULHADI
NPM : 1403051
Pembimbing Utama,
Palembang, Maret 2015
Pembimbing Tugas Akhir Akademik,
Ardian Aminun
Roby Cahyadi, ST
Ketua Program Studi,
Teknik Eksplorasi Produksi
Drektur,
Politeknik Akamigas Palembang
Ana Asmina, ST
H.MuchtarbLutfhfie, S.H.,MM
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Tugas Aakhir : Evaluasi Proses Rig Down, Rig move dan Rig Up Rig
N 80 UE/25 Pada Lokasi Pemaat (PMT)-3 Ke Pemaat
(PMT)-4 Di PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
OnshorevDrilling Area Sumbangsel
Nama Mahasiswa/NPM : Sulhadi NPM. 1403051
Program Studi : teknik Eksplorasi Produksi Migas
Telah Di Uji dan Lulus Pada :
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
Nama
1.Roby Cahyadi,ST
2.ArdinAminuddin
3.M.Arif RahmanHakim
4.Roni Alinda, ST
5.Azka Roby Antari, ST
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
Penguji III
............................................
............................................
............................................
............................................
............................................
Tanda Tangan
Jabatan
ABSTRACT
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
The depelopment of drilling rigs are reatively small if compared with increase
of fuel demand, itneguired excellent quality if the drilling rig in order to the
driling ativites approiately, quickly and savety, so that the target of succes full
driled well number in a cartain time could be even axceeded.
Drilling activites can be divide into some parts of activity that connected
Each other the activites are peparation stage, prepration stage consist of preparing
the location moving equipment and (rig up). Completion stage consist of (rig
down) and alsoprepratin for moving into another location. Inorder to reach
number of well in the target, not only opration stage that get more attention
becouse the other stage mush be considered, they are prepation stage
ancompletion stage.
Key words : Rig Up, Rig down, Rig Move
ABSTRAK
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
Pertumbahan jumlah rig pengeboran yang relatif kecil bila di bandingkan dengan
pertumbuhan pertumbuhan bahan bakar, tentunya menuntut kualitas yang prima
dari rig pengeboran agar dapat melakukan ke giatan pengeboran secara tepat,
cepat dan aman, sehingga target sumur yang berhasil di bor untuk suatu waktu
tertentu dapat tercapai dan bahkan terlampaui.
Kegiaatan pengeboran dapat di bagi dalam beberapa tahapan ke
giatan saling berkaitan dalam suatau satu sama lain, yaitu tahapan persiapan,
oprasi dan tahapan penyelesaian. Tahapan persiapan meliputi persiapan tempat,
moving peralatan dan memasang peralatan (rig up). Tahapan penyelesaian
meliputi pembokaran peralatan (rig down) dan sekali gus persiapan ntuk moving
ke lokasi selanjutnya. Agar jumlah target sumur tercapi, bukan hanya tahapan
oprasi yang harus di perhatikan, melainkan tugas juga tahapan ke giatan yang lain,
yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelesaian.
Kata kunci : Rig Up, Rig Down, Rig Move
Motto :
“....Barang keluar dalam rangka thalabul ilmu(mencari
ilmu) maka dia berada dalam sabillah hingga kembali
siapa.....”
(H.R. Tarmidzi, Hasan)
“.....Niscaya Allah akan meninggal kan orang-orang yang
beriman di antara mu dan orang-orang yang di beri ilmu
pengetahuan beberapa derajad....”
(Q.S. Al-mujadallah: 11)
Ku persembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta
Kakak ku yg tercinta
Para Dosen dan Stap
pengajar
kamigas Palembang
Kawan-kawan ku Jurusan
TEP
Migas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT karena atas berkat rahmat,
nikmat, dan karunia-nya penulis dapat menyelesakan tugas akhir ini dengan judul
“EVALUSI PROSES RIG DOWN,RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PEMAAT(PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4 DI PT.
PERTAMINA DRILING SERVICES INDONESIA ONSHORE DRILLING
AREA SUMBANGSEL”selawat dan salam penulis sampaikan ke pada junjungan
nabi besar kita Muhamad SAW sehingga penulis dapat menyelesakan tugas akhir
ini , yang di susun guna memenuhi syarat mendapatkan gelar di ploma III pada
program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas
Pada ke sempatan kali ini penulis secara khusus mengucapkan trimakasih pada:
1. H. Muchtar Luthfie, S.H., MM selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang
2. Ana Asmina, ST selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
3. Roby Cahyadi, ST selaku pembimbing I Untuk penulisan tugas
Akhir pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di
Politeknik Akamigas Palembang.
4. Bapak Anjar Septia Hadi selaku Manager PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel-Prabumulih.
5. Bapak Ardin Aminudin selaku Rig Superintendent N 80 UE/25
Sekaligus pembimbing II atau pembimbing lapangan tempat
mengadakan tugas akhir.
6. Bapak dan Ibu Staf Dosen dan Program Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
7. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel
8. Seluruh pekerja di rig N80-UE/25.Pertamina PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel.
9. Rekan-rekan Mahasiwa Program Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
10. Seluruh pihak-pihak yang membantuuntuk menyelesaikan tugas ini.
Semoga amal baik yang di berikan mendapat imbalan yang sesuai dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini sepenuhnya jauh
dari sempurna. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari kesempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang
. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak amien.
Palembang, maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN KETERANGAN ................................................................. ii
BUKTI PERBAIKAN TUGAS AKHIR.................................................. iii
HALAMAN PERSTUJUAN TIM PENGUJI ........................................ iv
ABSTRAC ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................vii
KATA PENGANTAR .............................................................................viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .....................................................................I-1
I.2. Batasan Masalah ..................................................................I-2
I.3. Tujuan ..................................................................................I-3
I.4. Manfaat ................................................................................I-4
BAB II DASAR TEORI
2.1. Menara Bor ........................................................................II-1
2.2. Rig Down ...........................................................................II-2
2.3. Rig Move ............................................................................II-3
2.4. Rig Up .................................................................................II-7
2.3.1. Hal-hal yang di perhatikan dalam proses moving....II-4
2.3.2. Peralatan moving .....................................................II-5
2.3.3 Kendala Rig Moving ...............................................II-6
2.4.1. Tahapan Sebelum Rig Up ........................................II-8
2.4.2. Aturan Merangkai Rig .............................................II-9
2.4.3. Aturan Umum Tegak Menara .................................II10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data ...............................................III-1
3.2. Alat ...................................................................................III-2
3.3. Tahapan Pengolahan Data .................................................III-3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Rig Down ...........................................................................iv-1
4.2. Rig Move .........................................................................iv-11
4.3. Rig Up ..............................................................................iv-18
4.1.1. Proses Rig Down Menara ........................................iv-2
4.1.2. Pengamatan Pekerjaan Sebelum Rig Down.............iv-3
4.1.3. Prosedur kerja rig down ..........................................iv-4
4.1.4. Peralatan tambahan yang di persiapkan...................iv-5
4.1.5. JSA(job safety anlisis).............................................iv-6
4.1.6. TKI(Tata kerja individu)..........................................iv-7
4.1.7. Mettting....................................................................iv-8
4.1.8. Pelaksanaan Rig Down.............................................iv-9
4.1.9. Proses Pemindahan Peralatan rig ..........................iv-10
4.2.1. Surat perintah ........................................................iv-12
4.2.2. pekerjaan sebelum moving ....................................iv-13
4.2.3. proses persiapan moving .......................................iv-14
4.2.4. proses pelaksanaan moving ...................................iv-15
4.2.5. kendala rig moving ................................................iv-16
4.2.6 Alternatif Pemecahan masalah ..............................iv-17
4.3.1. Aturan umum merangkai rig .................................iv-19
4.3.2. proses peletakan pralatan pendukung ....................iv-20
4.3.3. proses pemasangan struktur menara ......................iv-21
4.3.4. Penegakan menara .................................................iv-22
4.3.5. Kendala Rig Up .....................................................iv-23
4.3.6. Alternatif Pemecahan masalah ..............................iv-24
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................v-1
5.2. Saran ...................................................................................v-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Rig N 80 UE/2 ...........................................................................II-1
2.2. Bagian-bagian menara ...............................................................II-2
3.1 Rig N 80 UE/25 .........................................................................II-3
4.2. Jalan KM 0,6 ..............................................................................II-4
4.3. Jalan KM 8,9 ..............................................................................II-5
4.4. Jalan KM 21 ...............................................................................II-6
4.5. Jalan KM 23 ...............................................................................II-7
4.6. Jalan KM 23,9 .............................................................................II-8
4.7. Jalan KM 26 ................................................................................II-9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A SPECIFICATION RIG N 80 UE/25 .............................................A-1
Lampiran B Data Stering DST ...........................................................................B-1
Lampiran C Job Safety Analisys (JSE) .............................................................C-1
Lampiran D Tata kerja Individu (TKI) ..............................................................D-1
Lampiran E ketentuan moving wilayah sumatra.................................................E-1
Lampiran F surat perintah moving ......................................................................F-1
Lampiran G rekaputiasi moving .........................................................................G-1
Lampiran H berita acara keterlambatan moving ................................................H-1
Lampiran I berita acara keterlambatan Rig up .....................................................I-1
Lampiran J Berita acara surve jalan .....................................................................J-1
Lampiran K berita acara Rig down 100%............................................................K-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan
memikul tanggung jawab guna mensuseskan pembangunan nasional dan
memajukan bangsa dan negara. Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme
menuntut adanya pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. oleh karena itu,
guna meningkatkan wawasan dan kemampuan kami pada bidang eksplorasi
prosuksi migas dan aplikasinya serta untuk memenuhi persyaratan wajib
perkuliahan maka kami bermaksud agar dapat melaksanakan pembuatan tugas
akhir di PT. Pertamina Drilling Services Indonesia. Perkembang ilmu dan
teknologi dalam dunia teknik perminyakan yang mangkin canggih, menuntut
mahasiswa teknik eksplorasi produksi untuk memahami aplikasi dari teori-teori
yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan teknologi perminyakan
tersebut pada setiap aspek.
Tugas akhir merupakan salah satu persyaratan yang harus dilaksanakan di
dalam menempuh perkuliahan dan juga sebagai sarana untuk latihan
mengembangakan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
kuliah khususnya di program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas, Politeknik
Akamigas Palembang. Selain itu, dengan Tugas Akhir akan diperoleh gambaran
yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah,
khususnya masalah migas di perusahaan tempat berlangsungnya pembuatan Tugas
Akhir.
Kegiatan pemboran merupakan kegiatan untuk mengambil kekaya
kekayaan alam yang ada di perut bumi seperti gas bumi dengan cara membuat
lubang bor dari permukan sampai reservoir tempat gas atau miyak bumi berada.
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukansuatu peralatan pengeboran yang
biasa disebut dengan rig pemboran. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dunia dari tahun pertahun, kebutuhan bahan bakar akan mangkin
meningkat.
Pertumbuhan jumlah rig pembora relatif kecil bila di bangkan dengan
pertumbuhan kebutuhan bahan bakar, tentunya menuntun kualitasyang prima dari
rig pemboran agar dapat melakukan kegiatan pemboran agar dapat melakukan
kegiatan pemboransecara tepat, cepat dan aman, sehingga target jumlah sumur
yang berhasil dibor untuk suatu waktu tertentu dapat tercapai dan bahkan
terlampaui.
Kegiatan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu tahapan persiapan, operasi dan tahapan penyelesaian.
Tahapan persiapan meliputi persiapan tempat, movingperalatan dan pemasangan
peralatan (rig down) dan sekaligus persiapan untuk moving kelokasi selanjutnya.
Agar terget sumur tercapai, bukan hanya tahapan operasi yang harus diperhatikan,
melainkan juga tahapan kegiatan yang lain, yaitu tahapan persiapan dan tahapan
penyelesaian. Kegiatan pemboran akan selesai lebih lama bila tahapan persiapan
dan tahapan penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lebih lama, meskipun
tahapan operasi dapat diselesaikan sesuai terget waktu yang di berikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan peninjauan dan
pengamatan untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul Evaluasi proses Rig
Dwon, Rig, Rig Move pada lokasi pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4 yang
meliputi Rig Up N 80 UE/25, dimana proses tersebut banyak sekali aplikasi ilmu
berhubungan dengan teknik peminyakan, sehingga penulis dapat memanpaatkan
fasilitas tersebut untuk melaku melakukan Tugas Akhir dikan Tugas Akhir
dibidang perminyakan yang sesuai dengan ilmu yang di proleh di bangku kuliah.
1.2 Batasan Masalah
Pada penyelesaian Tugas Akhir ini penulis membahas tentang Evaluasi
proses Rig Dwon, Rig,Rig Move pada lokasi pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-
4, oleh karena itu peanulis membatasi laporan ini sasuai dengan penulis bahas.
1.3 Tujuan
Tugas Akhir ini dilaksanakan sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum
di jurusan teknik perminyakan program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang dimana tujuan Tugas Akhir ini adalah:
1. Memperoleh gambaran umum mengenali proses rig down, moving dan rig up
2. perangkat rig pemboran.
3. Mengetahui gambaran umum proses rig dwon, moving, dan rig up perangkat
Rig N 80 YE/25 pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Menara Bor
Fungsidari menara bor adalah untuk menyediakan ruang untuk
mengangkat atau memasukan rangkaian pipa bor dari lubang bor atau kedalam
lubang bor. Semangkin tinggi menara bor, mangkin pajang rangkaian pipa bor
yang dapat di tangani, sehingga semangkin cepat berlangsungnya proses operasi
pemboran. Panjang Drill Pipe yang umum dipakaiadalah antara 27-30 ft. Menara
bor dapat menangani 2-3 Drill Pipe, sedangkan untuk menara bor yang menengah
dapat menangani 1 stand yang terdiri dari 2 joints Drill Pipe.
“EVALUSI PROSES RIG DOWN,RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PEMAAT(PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
TUGAS AKHIR
Dibuat Untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang
Oleh :
SULHADI NPM 1403051
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI
MIGAS POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2015
LEMBAGA PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
Dibuat Untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Diploma III
Pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang
Oleh
SULHADI
NPM : 1403051
Pembimbing Utama,
Palembang, Maret 2015
Pembimbing Tugas Akhir Akademik,
Ardian Aminun
Roby Cahyadi, ST
Ketua Program Studi,
Teknik Eksplorasi Produksi
Drektur,
Politeknik Akamigas Palembang
Ana Asmina, ST
H.MuchtarbLutfhfie, S.H.,MM
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Tugas Aakhir : Evaluasi Proses Rig Down, Rig move dan Rig Up Rig
N 80 UE/25 Pada Lokasi Pemaat (PMT)-3 Ke Pemaat
(PMT)-4 Di PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
OnshorevDrilling Area Sumbangsel
Nama Mahasiswa/NPM : Sulhadi NPM. 1403051
Program Studi : teknik Eksplorasi Produksi Migas
Telah Di Uji dan Lulus Pada :
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
Nama
1.Roby Cahyadi,ST
2.ArdinAminuddin
3.M.Arif RahmanHakim
4.Roni Alinda, ST
5.Azka Roby Antari, ST
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
Penguji III
............................................
............................................
............................................
............................................
............................................
Tanda Tangan
Jabatan
ABSTRACT
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
The depelopment of drilling rigs are reatively small if compared with increase
of fuel demand, itneguired excellent quality if the drilling rig in order to the
driling ativites approiately, quickly and savety, so that the target of succes full
driled well number in a cartain time could be even axceeded.
Drilling activites can be divide into some parts of activity that connected
Each other the activites are peparation stage, prepration stage consist of preparing
the location moving equipment and (rig up). Completion stage consist of (rig
down) and alsoprepratin for moving into another location. Inorder to reach
number of well in the target, not only opration stage that get more attention
becouse the other stage mush be considered, they are prepation stage
ancompletion stage.
Key words : Rig Up, Rig down, Rig Move
ABSTRAK
“EVALUASI PROSES RIG DOWN, RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PE MAATAN (PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4
DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
ONSHORE DRILLING AREA SUMBANGSEL”
Pertumbahan jumlah rig pengeboran yang relatif kecil bila di bandingkan dengan
pertumbuhan pertumbuhan bahan bakar, tentunya menuntut kualitas yang prima
dari rig pengeboran agar dapat melakukan ke giatan pengeboran secara tepat,
cepat dan aman, sehingga target sumur yang berhasil di bor untuk suatu waktu
tertentu dapat tercapai dan bahkan terlampaui.
Kegiaatan pengeboran dapat di bagi dalam beberapa tahapan ke
giatan saling berkaitan dalam suatau satu sama lain, yaitu tahapan persiapan,
oprasi dan tahapan penyelesaian. Tahapan persiapan meliputi persiapan tempat,
moving peralatan dan memasang peralatan (rig up). Tahapan penyelesaian
meliputi pembokaran peralatan (rig down) dan sekali gus persiapan ntuk moving
ke lokasi selanjutnya. Agar jumlah target sumur tercapi, bukan hanya tahapan
oprasi yang harus di perhatikan, melainkan tugas juga tahapan ke giatan yang lain,
yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelesaian.
Kata kunci : Rig Up, Rig Down, Rig Move
Motto :
“....Barang keluar dalam rangka thalabul ilmu(mencari
ilmu) maka dia berada dalam sabillah hingga kembali
siapa.....”
(H.R. Tarmidzi, Hasan)
“.....Niscaya Allah akan meninggal kan orang-orang yang
beriman di antara mu dan orang-orang yang di beri ilmu
pengetahuan beberapa derajad....”
(Q.S. Al-mujadallah: 11)
Ku persembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta
Kakak ku yg tercinta
Para Dosen dan Stap
pengajar
kamigas Palembang
Kawan-kawan ku Jurusan
TEP
Migas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT karena atas berkat rahmat,
nikmat, dan karunia-nya penulis dapat menyelesakan tugas akhir ini dengan judul
“EVALUSI PROSES RIG DOWN,RIG MOVE DAN RIG UP RIG N 80
UE/25 PADA LOKASI PEMAAT(PMT)-3 KE PEMAAT (PMT)-4 DI PT.
PERTAMINA DRILING SERVICES INDONESIA ONSHORE DRILLING
AREA SUMBANGSEL”selawat dan salam penulis sampaikan ke pada junjungan
nabi besar kita Muhamad SAW sehingga penulis dapat menyelesakan tugas akhir
ini , yang di susun guna memenuhi syarat mendapatkan gelar di ploma III pada
program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas
Pada ke sempatan kali ini penulis secara khusus mengucapkan trimakasih pada:
11. H. Muchtar Luthfie, S.H., MM selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang
12. Ana Asmina, ST selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
13. Roby Cahyadi, ST selaku pembimbing I Untuk penulisan tugas
Akhir pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas di
Politeknik Akamigas Palembang.
14. Bapak Anjar Septia Hadi selaku Manager PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel-Prabumulih.
15. Bapak Ardin Aminudin selaku Rig Superintendent N 80 UE/25
Sekaligus pembimbing II atau pembimbing lapangan tempat
mengadakan tugas akhir.
16. Bapak dan Ibu Staf Dosen dan Program Program Studi Teknik
Eksplorasi Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
17. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel
18. Seluruh pekerja di rig N80-UE/25.Pertamina PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia Onshore Drilling Area Sumbangsel.
19. Rekan-rekan Mahasiwa Program Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas di Politeknik Akamigas Palembang.
20. Seluruh pihak-pihak yang membantuuntuk menyelesaikan tugas ini.
Semoga amal baik yang di berikan mendapat imbalan yang sesuai dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini sepenuhnya jauh
dari sempurna. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari kesempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang
. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak amien.
Palembang, maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN KETERANGAN ................................................................. ii
BUKTI PERBAIKAN TUGAS AKHIR.................................................. iii
HALAMAN PERSTUJUAN TIM PENGUJI ........................................ iv
ABSTRAC ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................vii
KATA PENGANTAR .............................................................................viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .....................................................................I-1
I.2. Batasan Masalah ..................................................................I-2
I.3. Tujuan ..................................................................................I-3
I.4. Manfaat ................................................................................I-4
BAB II DASAR TEORI
2.1. Menara Bor ........................................................................II-1
2.2. Rig Down ...........................................................................II-2
2.3. Rig Move ............................................................................II-3
2.4. Rig Up .................................................................................II-7
2.3.1. Hal-hal yang di perhatikan dalam proses moving....II-4
2.3.2. Peralatan moving .....................................................II-5
2.3.3 Kendala Rig Moving ...............................................II-6
2.4.1. Tahapan Sebelum Rig Up ........................................II-8
2.4.2. Aturan Merangkai Rig .............................................II-9
2.4.3. Aturan Umum Tegak Menara .................................II10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data ...............................................III-1
3.2. Alat ...................................................................................III-2
3.3. Tahapan Pengolahan Data .................................................III-3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Rig Down ...........................................................................iv-1
4.2. Rig Move .........................................................................iv-11
4.3. Rig Up ..............................................................................iv-18
4.1.1. Proses Rig Down Menara ........................................iv-2
4.1.2. Pengamatan Pekerjaan Sebelum Rig Down.............iv-3
4.1.3. Prosedur kerja rig down ..........................................iv-4
4.1.4. Peralatan tambahan yang di persiapkan...................iv-5
4.1.5. JSA(job safety anlisis).............................................iv-6
4.1.6. TKI(Tata kerja individu)..........................................iv-7
4.1.7. Mettting....................................................................iv-8
4.1.8. Pelaksanaan Rig Down.............................................iv-9
4.1.9. Proses Pemindahan Peralatan rig ..........................iv-10
4.2.1. Surat perintah ........................................................iv-12
4.2.2. pekerjaan sebelum moving ....................................iv-13
4.2.3. proses persiapan moving .......................................iv-14
4.2.4. proses pelaksanaan moving ...................................iv-15
4.2.5. kendala rig moving ................................................iv-16
4.2.6 Alternatif Pemecahan masalah ..............................iv-17
4.3.1. Aturan umum merangkai rig .................................iv-19
4.3.2. proses peletakan pralatan pendukung ....................iv-20
4.3.3. proses pemasangan struktur menara ......................iv-21
4.3.4. Penegakan menara .................................................iv-22
4.3.5. Kendala Rig Up .....................................................iv-23
4.3.6. Alternatif Pemecahan masalah ..............................iv-24
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................v-1
5.2. Saran ...................................................................................v-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Rig N 80 UE/2 ...........................................................................II-1
2.2. Bagian-bagian menara ...............................................................II-2
3.1 Rig N 80 UE/25 .........................................................................II-3
4.2. Jalan KM 0,6 ..............................................................................II-4
4.3. Jalan KM 8,9 ..............................................................................II-5
4.4. Jalan KM 21 ...............................................................................II-6
4.5. Jalan KM 23 ...............................................................................II-7
4.6. Jalan KM 23,9 .............................................................................II-8
4.7. Jalan KM 26 ................................................................................II-9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A SPECIFICATION RIG N 80 UE/25 .............................................A-1
Lampiran B Data Stering DST ...........................................................................B-1
Lampiran C Job Safety Analisys (JSE) .............................................................C-1
Lampiran D Tata kerja Individu (TKI) ..............................................................D-1
Lampiran E ketentuan moving wilayah sumatra.................................................E-1
Lampiran F surat perintah moving ......................................................................F-1
Lampiran G rekaputiasi moving .........................................................................G-1
Lampiran H berita acara keterlambatan moving ................................................H-1
Lampiran I berita acara keterlambatan Rig up .....................................................I-1
Lampiran J Berita acara surve jalan .....................................................................J-1
Lampiran K berita acara Rig down 100%............................................................K-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan
memikul tanggung jawab guna mensuseskan pembangunan nasional dan
memajukan bangsa dan negara. Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme
menuntut adanya pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. oleh karena itu,
guna meningkatkan wawasan dan kemampuan kami pada bidang eksplorasi
prosuksi migas dan aplikasinya serta untuk memenuhi persyaratan wajib
perkuliahan maka kami bermaksud agar dapat melaksanakan pembuatan tugas
akhir di PT. Pertamina Drilling Services Indonesia. Perkembang ilmu dan
teknologi dalam dunia teknik perminyakan yang mangkin canggih, menuntut
mahasiswa teknik eksplorasi produksi untuk memahami aplikasi dari teori-teori
yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan teknologi perminyakan
tersebut pada setiap aspek.
Tugas akhir merupakan salah satu persyaratan yang harus dilaksanakan di
dalam menempuh perkuliahan dan juga sebagai sarana untuk latihan
mengembangakan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
kuliah khususnya di program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas, Politeknik
Akamigas Palembang. Selain itu, dengan Tugas Akhir akan diperoleh gambaran
yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah,
khususnya masalah migas di perusahaan tempat berlangsungnya pembuatan Tugas
Akhir.
Kegiatan pemboran merupakan kegiatan untuk mengambil kekaya
kekayaan alam yang ada di perut bumi seperti gas bumi dengan cara membuat
lubang bor dari permukan sampai reservoir tempat gas atau miyak bumi berada.
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukansuatu peralatan pengeboran yang
biasa disebut dengan rig pemboran. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dunia dari tahun pertahun, kebutuhan bahan bakar akan mangkin
meningkat.
Pertumbuhan jumlah rig pembora relatif kecil bila di bangkan dengan
pertumbuhan kebutuhan bahan bakar, tentunya menuntun kualitasyang prima dari
rig pemboran agar dapat melakukan kegiatan pemboran agar dapat melakukan
kegiatan pemboransecara tepat, cepat dan aman, sehingga target jumlah sumur
yang berhasil dibor untuk suatu waktu tertentu dapat tercapai dan bahkan
terlampaui.
Kegiatan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu tahapan persiapan, operasi dan tahapan penyelesaian.
Tahapan persiapan meliputi persiapan tempat, movingperalatan dan pemasangan
peralatan (rig down) dan sekaligus persiapan untuk moving kelokasi selanjutnya.
Agar terget sumur tercapai, bukan hanya tahapan operasi yang harus diperhatikan,
melainkan juga tahapan kegiatan yang lain, yaitu tahapan persiapan dan tahapan
penyelesaian. Kegiatan pemboran akan selesai lebih lama bila tahapan persiapan
dan tahapan penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lebih lama, meskipun
tahapan operasi dapat diselesaikan sesuai terget waktu yang di berikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan peninjauan dan
pengamatan untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul Evaluasi proses Rig
Dwon, Rig, Rig Move pada lokasi pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4 yang
meliputi Rig Up N 80 UE/25, dimana proses tersebut banyak sekali aplikasi ilmu
berhubungan dengan teknik peminyakan, sehingga penulis dapat memanpaatkan
fasilitas tersebut untuk melaku melakukan Tugas Akhir dikan Tugas Akhir
dibidang perminyakan yang sesuai dengan ilmu yang di proleh di bangku kuliah.
1.5 Batasan Masalah
Pada penyelesaian Tugas Akhir ini penulis membahas tentang Evaluasi
proses Rig Dwon, Rig,Rig Move pada lokasi pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-
4, oleh karena itu peanulis membatasi laporan ini sasuai dengan penulis bahas.
1.6 Tujuan
Tugas Akhir ini dilaksanakan sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum
di jurusan teknik perminyakan program studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang dimana tujuan Tugas Akhir ini adalah:
4. Memperoleh gambaran umum mengenali proses rig down, moving dan rig up
5. perangkat rig pemboran.
6. Mengetahui gambaran umum proses rig dwon, moving, dan rig up perangkat
Rig N 80 YE/25 pemaat (PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Menara Bor
Fungsidari menara bor adalah untuk menyediakan ruang untuk
mengangkat atau memasukan rangkaian pipa bor dari lubang bor atau kedalam
lubang bor. Semangkin tinggi menara bor, mangkin pajang rangkaian pipa bor
yang dapat di tangani, sehingga semangkin cepat berlangsungnya proses operasi
pemboran. Panjang Drill Pipe yang umum dipakaiadalah antara 27-30 ft. Menara
bor dapat menangani 2-3 Drill Pipe, sedangkan untuk menara bor yang menengah
dapat menangani 1 stand yang terdiri dari 2 joints Drill Pipe.
2.2 Rig Down
Rig Down merupakan suatu proses perebahan menara bor dan memisahkan
bagian-bagian peralatan rig pemboran siap untuk dipindahkan (Moving),
pelaksanaan rig Down dilakukan apabila operasi pemborantelah selesai dan
dinyatakan realese. Rig direbahkan untuk melakukan kegiatan selanjutnya seperti
Maintenace Rigdan pemindahan Rig (Moving Rig).
Langkah-langkah Rig Down :
1. Lakukan pembongkaran BOP kemudian Pasang Kembali Well Head
2. Menurut perangkat di atasFloor Seperti: Top Drive. Driil String. Peralatan
handling tolls, driller konsul. Dog house lantai bor, power long, rotary tong,
winch, kelly, swivel, manipol steam pipe, parar vi-door
3. Melepaskan tangga dan catwalk
4. Mengendurkan sling pada patok labrang
5. Lay dwo drawwork yaitu menurunkan drawwork
6. Merebahkan menara
2.3 Rig move
Rig move merupakan perpindahan rig dari lokasi sebelum nya ke lokasi
berikutnya, rig move biasa nya di lakukan pada oprasi pengeboran baru. Alat-alat
yang di gunakan untuk mmengangkat peralatan pengeboran dan rig biasa nya
menggunakan tronton, traleer high bed,trailer low bed dll. Dalam melakukan ke
giatan moving lewat jalur darat. Ada bebera hal yang harus di lakukan sebelum ke
giatan moving di mulai, antara lain :
1. Surve jalan menuju lokasi
Melakukan survey jalan, jembatan sehingga bisa menentukan jalan layak
atau tidak untuk di lalui oleh kendaraan berat. Hal-hal yang perlu di teliti selama
dalm pemeriksa an jalan manufer kendaraan yg rata-rata bersumbu panjang, jalan
yang rusak, dan juga ada yang perludi perhatikan selama survey yaitu rintangan
kabel listrik dan kabel telpon dan juga pepohonandan dahan nya mengalangi jalan
sehingga bisa menggangu kelancaranalan sehingga bisa menggangu kelancaran
moving tersebut.
2. Pemeriksa lokasi baru
Kegiatan perpindahan moving harus terkoodinir secara terpadu dengan
cara merencanakan peralatan peralatan yang susun lebih rendah akan di angkut.
Merencanakan kebutuhan kendaara an angkutan berat jenis low bed, high bed dan
crane berdasarkan jumlah trip, tonase, dan ukuran pralatan rig tersebut.
Peerjalanan kedaraan berat melalui kendaraan umum yang padatnlalu lintas,
semua barang di bak truk atau trailler harus di susun lebih rendah dari pada
jembatan kurung sehingga tidak menyangkut badan jembatan kurung.
pemindahan rig dan pemasangan perangkat pengeboran di melalui jalan
umumlapanlaksanakan pemindahan rig dan pemasangan perangkat pengeboran di
lapak baru, di lakukan pemeriksa terhadap lapak baru yg akaan di bor. Pemeriksa
lapangan baru ini meliputi :
1. Pemeriksaam landasan menara
2. Pemeriksaan bak tanah untuk pembuangan air kotor
3. Pemeriksaan jalan masuk dan tempat pengeeboran
4. Pemriksa an tempat pompa air.
2.3.1 Hal-hal yang harus di perhatikan dalam proses moving :
1. Kebutuhan jumlah dan jenis kendaraan angkut
2. Merencanakan prioritas angkut
3. Saat melalui jalan umum
4. Saat melalui jembatan kurung / kabel yang melintang
5. Cara pemutaran
6. Pengelompokan pralatan berdasarkan kapasitas kendaraan angkut
7. Koordinasi dengan pihhak pembuat lokasi
8. Pengecekan ulang terhadap jalan perbaikan dan juga jembatan
9. Pilih prusahaan penyedia jasa angkutan yang bagus
10. Banyaknya Kebutuhan dan jenis kendaraan angkut
2.3.2 Peralatan Moving
Peralatan-peralatan yang digunakan pada saat Moving adalah kendaraan
yang mempunyai jenis yang berbeda-beda, ini disesuaikan dengan jenis kendaraan
angkut yang memiliki fungsi masing-masing. Sedangkan kendaraan angkut
tersebut adalah:
1. Tronton
Digunakan untuk mengangkat peralatan pemboran yang berkapasitas
antara 1000-1500 ton.
2. Traniler high bed
Adanya peralatan pemboran yang mempunyai panjang yang tidak dapat
diangkat oleh trailer low bed namun kelemahannya adalah hanya dapat digunakan
untuk mengakat peralatan pemboran yang tidak terlalu tinggi, mengingat terdapat
banyak kendala dilapangan tentang masalah kabalmelintang di jalan raya yang
tingginya sekitar 4-5 meter sehingga harus mengangkat peralatan pemboran yang
kurang tinggi dari 4-5 meter tersebut.
3. Trailer low bed
Kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk mengangkat peralatan
pemboran yang tinggi karena low bed ini lebih rendah dari pada high bed
sehingga dapat melewati kabel yang melintang yang tingginya sekitar 4-5 meter.
4. Crane
Peralatan pemboran yang digunakan untuk mengakat dan menurunkan
peralatan yangakan diangkut pada saat Moving dilakukan baik dari pada saat
menurunkan peralatan tersebut di lokasi baru.
2.3.3 Kendala Rig Moving
1. Kondisi jalanan menuju lokasi yang belum bagus
2. Terlambatnya armada dari pihak penyedia jasa angkutan datang kelokasi
3. Penyediaan jenis angkutan yang tidak lancar
4. Cuaca
5. Perizinan
6. Adanya kabel yang melintang di tengah jalan raya
7. Pemalakan Premanisme
8. Belum siapnya lokasi baru
2.4 Rig Up
Rig Up merupakan proses istalasi alat-alat pemboran termasuk proses
tegak menara, Rig Up dilakukan untuk melaksanakan operasi pemboran dan
melakukan proses penegakan menara serta menaikan drawwork serta peralatan
lainnya. Untuk melakukan pekerjaan tersebut diatas terdapat aturan umum yang
harus di ikutidan juga terdapat prosedur khusus untuk menegakkaan menara yang
harus diikuti yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Rig karena sering terdapat ke
khususan yang harus diperhatikan.
2.4.1 Tahapan-tahapan sebelum Rig Up
Adapun tahapan-tahapan sebelum melaksanakan Rig Up adalah:
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Drilling Indonesia Rig N 80 UE/25
lokasi Pemaat (PMT)-3 Pada tanggal ...............
3.1 Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk pengambil data yang dibutuhkan untuk keperluan
penulisan Tugas Akhir adalah:
1. Metode pengumpulan data
Data yang dapat diperoleh dengan cara :
a. Survei
Dengan cara mengambil informasi data teknis yang tersedia dilapangan
baik merupakan handout maupun keterangan-keterangan yang tersedia didapat
dari pihakyang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan rig down
b. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan
mengenai kondisi obyek pengamatan yang ada.
2. Data sekunder
Data-data sekunder dapat di peroleh dengan metode putaka yaitu
memperoleh data dengan penelusuran literature-literature, baik yang terdapat
dalam perusahaan maupun yang terdapat diluar perusahaan yang berhubungan
dengan permasalahan yang di hadapi.
3.1 Alat yang digunakan pada RigN 80 UE/25
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Rig N 80 UE-25) dan
peralatan-peralatan penunjang operasi pemboran lainnya. Sedangkan
SpecificationRig N 80 UE ini adalah:
SPECIPICATION RUG N 80 UE
1. Year of buying : 1974
2. Tipe Rig : N 80 UE
3. Power Rating : 1000 HP
4. Rated Hook Load Capasity : 500.000 lbs
5. Drilling Depth_UF to : 900-12000 ft of 5” DP
6. Rig Floor Height : 6.80 m
7. Racing Flat From Cap : 16.200 ft of OD DP
Riwayat Singkat Rig N 80 UE/25
Unit Rig N RigN-80-UE/25 dibeli Pertamina dan datang di P. Branda
(UEP-I) pada tahun 1974. Overhaul Rig N 80 UE terahhir dilaksanakan pada
tahun 1999 oleh PT. Sinar Timur sebelum Rigdibawa dan dioperasikan di sumur
SOPA-30 diwilayah kerja Daerah Operasi Sumatera Bagian Selatan. Seluruh
pekerjaan pembuatan lubang bor, coking, masuk casing, set line hanger dan
fishing job dilaksanakan oleh tenaga Drilling Services sendiri, kecuali pekerjaan
logging, cementing dantesting dilaksanakanoleh Mitra Kerja. Fasilitas pendukung
operasi Rig yang tersedia di lokasi pengeboran yang tersedia hanya Forklift,
sedangkan kebutuhan armada angkutan berat seperti cranepenyedianya melalui
kontrak. Untuk Moving antara lokasi, selain menggunakan armada angkutan berat
Drilling Services, kekurangannya juga dilakukan melalui sewa.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Rig Down
4.1.1 Proses Rig Down Menara pada RigN 80 UE-25
Rig Down merupakan suatu proses perebahan menara bor dan memisahkan
bagian-bagian pealatan Rig pemboran agar siap untuk di pindahkan (Moving),
pelaksaan Rig Down dilakukan apabila operasi pemboran telah selesai dan
dinyatakan realese, Rig direbahkan untuk melakukan kegiatan selanjutnya seperti
Maintenance Rig dan Pemindahan peralatan Rig (Moving Rig).
4.1.1 Pengamatan pekerjan sebelumdilakukan proses Rig Down
Rig N 80 UE/25 pada lokasi sumur Pemaat (PMT)-3 melakukan pemboran
secara vertikal dengan kedalaman akhir 2255 m dengan melakukan DST (Drill
Stem Tes)sebanyak lima kali pengetesan, untuk mengetes 1-4 dinyatakan gagal
dan DST (Drill Stem Tes) ke-lima tekanan naik sampai 2210 Psi, kemudian
dilakukan observasi selama lima hari.
PekerjaanDST (Drill Stem Tes)ini dilakukan oleh Perusahaan PT. Bama
Bumi Sentosa sebagai well testing service, Sclumberger sebagai wire line service,
pihak Elnusa sebagai TCP dan di bantu oleh toolpusher, Driller, Ass. Driller,
Floormen, Derickman, untuk prosesmasuk dan pencabutan rangkaian DST dan
proses data string DST terlampir pada lampiran B-1.
Selama melakukan observasi pekerja yang tidak terlibat pada saat DST
(Drill Stem Tes) seperti mekanik, restabout, melakukan persiapan untuk Rig Movi
seperti melakukan pengelompokan barang sesuai dengan kapasitasnya, pekerjaan
ini dilakukan untuk mempermudah proses pekerjaan pada saat moving dan pada
tahun ini di adakan rig contest sehingga mekanik dan restabout yang lain
melakukan pekerjaan maintenance seperti pembersihan, melakukan pengecatan
camp dan peralatan-peralatan lai. Dan pada tanggal...................... tepatnya pada
program selanjutnya.
Program selanjutnya adalah program penyemenan pada lubang formasi
dengan tiga kali penyemenan pada ke dalaman yang berbeda-beda program ini di
lakukan untuk menutup pormasi atau mengaman kan pada yang produktif yang
terjadi hal-hal yang tidak inginkan pada saat meninggalkan lokasi.
4.1.3 PROSEDUR KERJA RIG DOWN
Prosedur pekerjaan rig down pada Rig N 80 UE/25 lakukan setelah ada
perintahan EP Pusat Jakarta melalui company men bahwa pada hari rabu pada
tanggal 17 april 2012 pukul 12.00 WIB pengeboran Rig N 80 UE/25 pada lokasi
pemaat (PMT)-3 di nyatakan relase dan di lkukan proses rig down menartahapan
selanjutnya company men di berikan perintah ke pada superitnden agar dapat
mengtur dan membuat prosedur kerja dalam proses plaksanaan tig down. Prosedur
kerja tersebut adalah:
1. Melakukan pengeboran BOP dan pemasangan Tubing head
2. Lakukan pemasangan tubing untuk mengan sumur sebanyak sepuluh join atau
tiga stend lebih satu joint
3. Penurunan pralatan-prealatan pendukung yang ada di atas flor seperti top dripe,
driling string, praltan handing toold , dog house, conttrol panel, super choke,
single hole, kelly hole dan pralatan-pralatan penunjang ofrasi penujangan
pengeboran lain.
4. Lakukan pemasangan rising line untuk melakukan perebahan menara dan dark
work
5. Lakukan perebahan menara
4.1.4 Pealatan Tambahan Yang Di Persiapkan
Pada saat melakukan rig down ada peralatan-peraltan tambahan yang
mesti di siapkan adalah :
1. Crane yang di gunakan untuk menarik menara ke arah perebahan menara
2. Steger/ tempat ke dudukan menara
3. Exavator alat untuk memindahkan pralatan yang telah di pisahkan
4. Box box yang di gunkan untuk penyimpanan peralatan yang di lepas, serta
kabel, lampu menara dan lain lain
4.1.5 JSE (Job Safety Analisys)
Job safety Analisys ini di buat oleh rig sub atau tool pussher sebagai data
tertulis yang menjelaskan tentang langkah kerja, bahaya yang mungkin timbul,
penanggulan bahaya yang mungkin terjadi, pralatan pelindung diri yang meski di
lakukan pada saat melakukan pekerjaan, dan personil yang terlibat dalam
pekerjaan itu. JSE ini minimal para pekerja telah mengetahui prosedur kerja,
bahaya yang mungkin terjadi dan bagai mana mengentifasi agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
4.1.6 TKI (Tata Kerja Individu)
TKI di gunakan sebagai pedoman sebelum proses pekerjaan yang di
lakukan TKI ini menjelaskan tentang langkah kerja, bahaya yang mungkin timbul,
penanggulangan bahaya yg mungkin timbul dan terjadi, pralatan pelindung diri
yang mestinya di pakaipada saat me lakukan pekerjaan, dan personil yang terlibat
dalam pekerjaan itu. TKI ini di siapkan oleh TIM SOP PT. Pertamina Drilling
Servis Indonesi pada bulan juli bulan 2009 ke mudian di periksa oleh dua orang
yang terdiri dari HSE Maneger PT. Pertamina Drilling Services Indonesia pada
tanggal 03 juli 2009 dan VP Drilling Ofration PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia. Dan isi dari TKI Rig down menara lampir pada ( Lampiran D-1)
4.1.7 Meeting
Sebelum pelaksanaan rig down di lakukan proses meltingbiasanya
melting di lakukan dua kali pertama meltting di lakukan secara umum di dekat
camp di lakukan metting kembali di lokasi ini,di lakukan untuk mengingatkan
kembali tentang program kerja dan di lakukan memeriksa sefty yang harus di
pakai pada saat pekerjaan tersebut, metting di lakukan saat pekerjaan tersebut, dan
sesuai dengan prosedur dan selalu dapat menjaga ke selamatan.
4.1.8 Pelaksanaan Rig Down
Rig down di lakukan pada tanggal18 april 2012 sedangkan langkah-
langkah rig down yang di lakukan adalah :
1. Lepaskan V-door ram, mose hole, kelly hole dan tangga-tangga dari rig floor.
2. Lakukan pelipatan bor lantai bagian depanmenara atau arah perebahan
menara
3. Pasang raisingline ke trevelling block, kemudian kunci ram dark work
4. Berikan tekanan dan berikan pin pengunci “H” beam kiri dan kanan.
5. Turunkan dark work bersamaan dengan rig floorshiling shortsubstructure
sampai posisi terendah atau berhenti, kemudian pasang pin pengaman.
6. Lepaskan pin menara di “A” leg kiri dan kanan.
7. Kendorkan tension di trevelling block.
8. Tarik menara dan crane sampai menara posisi menara miring. Pada saat itu
posisikan agar fase line dari dark work pada guide roler di “A” leg.
9. Lay down menara pelan-pelan di oprasikan dari planel pengontrol hingga
duduk di penyangga menara.
10. Lepaskan monkey board, lepaskan drilling line dan treveling block dan
bagian lainnya dari menara.
11. Lepaskan bagian-bagian dari substructure dan menara siap untuk di transport.
4.1.9 Proses Pemisahan Pralatan Rig N 80 UE/25
Untuk proses pemisah peralatan Rig ini tahapan-tahapan yang di lakukan
adalah : Lepas siling ke mudian lakukan penggulungan, lepas strukture Rig
(Menara) atau bagian-bagian menara yang penting seperti :
1. Gine pole adalah merupakan tiang berkaki dua atau tiga yang berada di puncak
menara, berfungsi untuk memberikan pertolongan pada saat pemasangan
crown block
2. Wather tabel adalah di punak menara berfungsi untuk penguat menara.
3. Cross brecing adalah peralatan menara yang berfungsi untuk penguat menara
4. Tiang menara meliputi empat tiang yang berbentuk segi tiga sama kaki,
berfungsi sebagai penahan terhadap semua beban vartikal di bawah menara dan
beban horizontal.
5. Girt adalah merupakan sabuk menara, berfungsi mengikat menara
6. Monkey board plat from adalah berfungsi sebagai tempat kerja derrickmen
pada saat cabut atau pasang pipa.
Pada proses rig down Rig N 80 UE/25 di lokasi pemaat(PMT)-3, tidak di
temukan kendala berarti berarti sehingga rig down bisa berjalan dengan lancar
tanpa ada insiden atau eksident.
4.2 Rig move
4.2.1 Surat Perintah
Sebelum melakukan moving pekaerja atau crew yang ada pada Rig N 80
UE/25 yang di pekerjakan secara lansung oleh PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia menunggu surat pemerintah dari pertamina EP sebagai penanggung
jawab pelaksanaan moving. Sedangkan waktu untuk menunggu surat perintah
tersebut sangat relatif atau tidak di tentukan bisa cepat dan bisa juga memakan
waktu yang sangat lama di karnakan banyak sekali kendala-kendala yang harus di
pindahkan. Untuk surat perintah moving terlampir pada (Lampiran E).
4.2.2 Pekerjaan Sebelum Melakukan moving
1. Pemeriksaan Jalur Menuju Lokasi Baru
Hal-hal yang di periksa selama dalam perjalanan ialah meliputi kondisi
jalan yang akan di pakai (tikungan, jembatan, lebar jalan, dan lintasan kereta api).
Di tempat-tempat yang di nilai membahayakan di lakukan kajian, penelitian dan
melakukan pencatatan sesuai dengan permasalahaanya masing-masing. Dari hasil
surve tanggal 11 april 2012 di dapatibeberapa titik yang perlu di laksanakan
perbaikan dan perlu ke waspadaan dalam melewati titik tersebut. Titik yang rawan
antara lain yaitu :
1. Pada KM 0.6
Setelah di lakukan survey bahwa daerah ini tidak dapat di lewati kecuali di
lakukan tindakan perbaikan dengan di lakukan perbaikan dengan batu pada lokasi
tersebut sedangkan personil yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan
adalah
TOPSIP EP PRABUMULIH.
GAMBAR 4.2 JALAN KM 0.6
2. Jalan KM 8.9
Pada jalan tersebut terdapat sebuah perkampungan sehingga harus di
lakukan safty driving ke pada pemerintah setempat untuk melewati perkampungan
tesebut dan memberikan intruksi ke pada personil penanggung jawab dalam hal
ini di ambil alih oleh
PT. BERTINDO CK agar dapat memperhatikan kecepatan.
GAMBAR 4.3 JALAN KM 8.9
3. Jalan KM 21,5
Pada jalan KM 21,5 ini terdapat genangan air, jalan berlobang sehingga
harus di lakukan perbaikan jalan sebelum moving oleh piahak TOPSIP EP
GAMBAR 4.4
4. Jalan KM 23
Pada jalan KM 23 ini terdapat jembatan segera di perbaiki akibat kropos
pada tiang penyangga dan skur sehingga di pikirkan tidak dapat di lewati oleh
angkutan berat tindakan yang harus di lakukan ialah perbaikan oleh TOP SIP EP.
GAMBAR 4.5
5. Jalan KM 23,9
Pada jalan ini terdapat jalan yang berlumpur harus segera di perbaiki klau
tidak bisa menghambat proses moving
GAMBAR 2.6
6. Jalan KM 26
Pada jalan ini terdapat jalan rusak berat sehingga jangkauan membawa
peralatan berat, untuk mobil general rist assestment di hentikan karna tidak bisa di
lalui oleh kendaraan.
Gambar 4.6
2. Pemeriksaan lokasi Baru
Hal-hal yang harus di periksa di lokasi baru antara lain :
1. Luas lokasi, apakah sesuai dengan layout rig atau tidak.
2. Patok labrang harus ada dan sesuai dangan titik yang di ijinkan.
3. Lay out kelly hole dan single hole yang ada sesuai dengan lay out yang baru
atau belum.
4. Periksa landasa menara (kekerasaan maupun kerataan).
5. Bebaskan area cellar dari pasilitas/line produksi
6. Pastikan ada area untuk flare
Hasil pemeriksaan : pada risk assment rig move tanggal .................,
pemeriksan di atas di lakukan pada lokaasi baru banyak sekali belum siap ini di
lakukan pada lokasi barudan di jelaskan lansungkan pada berita acara
keterlambatan rig up akibat belum selesaikan lokasi baru.
4.2.3 Proses persiapan Moving
sebelum proses moving di siapkan atau tepatnya pada tanggal 09 april
2012 rig supt N-80 UE/25 memuat surat permintaan pekaerjaan di pihaak H. T. E
SR Supervisor Onshor Drilling Area Sumbagsel sebagai berikut :
1. 5 unit tronton dengan lenkap surat izin kendaran
2. 10 unit trailer high bad lengkap dengan surat izin lengkap
3. 4 unit low bed lengkap dengan surat izin lengkap
4. 1 crane 50 ton dalam kondisi prima kendaraan dengan izin lengkap seta di
lengkapi SIO oprator dan perlengkapan APBD
Sedangkan surat permintaan ini di buat dengan ke tentuan permintaan
pekerjaan Rig N 80 UE/25 yang berkisar 120 trip.
4.2.4 Proses Pelaksanaan Moving
Prosedur moving yang di lakukan padaRig N 80 UE/25
1. Risk asseesment rig move setelah di lakukan setelah surat pemerintah di trima
pada tanggal 11 april 2012.
2. Berita acara hasil risk asseesment rig move di laporkan ke manager ODAJ ke
mudian di teruskan ke VP oprasi dan pelanggan (PT. Pertamina EP) untuk di
tindak lajuti oleh pihak-pihakterkait.
3. koordinat dengan pelanggaran untuk memenuhi pelaksanaan moving
4. pengecekan jumlah, kapisitas armada angkutan, dan crane.
5. koordinasi dengan pihak ke amanan untuk untuk menjaga ke pralatan rig di
lokasi baru.
6. Letakan job sefty Analisty dan pre job safety meeting sebelum pelaksanaan
pekerjaan
7. Memuat, membawa dan membongkar barang.
Moving rig pemaat(PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4 di laksanakan
mulai tanggal 22-30 april 2012 pukul 18.00 dan kondisi cuaca dalam kondisi
musim hujan sehingga untuk Rig N 80UE/25 yang berkapisita 1000HP
dengan jarak tempuh 29 KM yang artinya >26-50 KM, maka sesuai dengan
moving bagian wilayah sumatra, pelaksanaan moving di lakukan selama 9
hari dengan 108 kali trif. Sedangkan untuk ketetuan wilayah sumatra dan
rekapitulasi moving lokasi pemaat (PMT)-3 ke lokasi (PMT)-4terlampir pada
(Lampiran F-1) dan lampiran (G-1).
4.2.5 Kendala Rig moving
1. Rig baru release , ke mudian moving hari ke-1 baru dapat di laksanakan
pada tanggal 22 april 2012. Di karnakan perbaikan terhadap jalan.
2. Moving hari ke tiga tunggu jalan kerin di karnakan hujan semalaman
3. Moving hari ke lima jaln licin
Hambatan di atas menghambat proses moving, melebihi waktu yang di
tentukan yaitu 9 hari PJP Departemen Perjanjian dan Persyaratan. Sedngkan
berita acara ke terlampiran moving terlampir pada (Lampiran H-1).
4.2.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Hambatan kondisi jalan untuk pemaat (PMT)-4 telah di jelaskan sub bab
risk assement rig move dan analisa koreksi. Untuk mengatasi hambatan dan
kondisi jalan, pengendalian resiko yang di lakukan antara lain :
1. Melakaukan perbaikan jalan yang rusak yang tidak bisa di armada
angkutan berat selama dua hari sehingga jalan memang sudah benar-
benar layak untuk di lewati.
2. Kehatian para sopir angkutan berat /oprator alat berat dalam melewati
koondisi jalan menuju pemaat (PMT)-4
3. Sebelum melewati pekampungan terlrbih dahulu harus di lakukan sefty
briving pada pemerintah setempat
4. Tidak melakukan perjalanan pada saat cuaca tidak mengizinkan
5. Armada jasa angkutan berat yang telah di minta harus sesuai dengan
permohonan permmintaan jasa angkutan berat.
4.3 Proses Rig Up
Rig up merupakan proses istalasi alat-alat pengeboran termasuk proses
tegak menara, rig up di lakukan untuk melakukan oprasi dan melakukan proses
penegakan proses serta menaikan dark work serta peralatan lain nya. Untuk
melakukan proses pekerjaan lainnya di ataas terdapat aturan umum yang harus di
ikuti dan juga terdapat prosedur khusus untuk menegakan yang di kluarkan oleh
pabrik pembut karna sering terdapat khususan yang di perhatikan.
4.3.1 Aturan Umum Merangkai Rig
1. merangkai atau menyetel bagian-bagian perangkat bor di lokasi di
upayakan dapat terlaksana dalam waktu yang cepat tanpa menimbulkan kerusakan
atau kesulitan.
2. sebelum peralatan rig datang di lokasi atau tempat yang baru, harus sudah
di lakukan pemberian patokan dan garis-garis sesuai dengan denah dari
unit Rig (lay out unit rig)
3. ke tentuan peralatan terkait dengan peraturan ke selamatan kerja haruslah
di perhatikan
4.3.2 Proses Peletakan Peralatan Pendukung penegak Menara
Pemasang melakukan proses penegakan menara terlebih dahulu arus
melakukan pemasangan kembali landasa-landasan untuk mengatur
kerataan tangki lumpur, praim mover dan peralatan yang mendukung
pelaksanaan pengeboran yang terlebih dahulu akan di gunakan untuk
melakukan penegakan menara karna pada saat peralatan tersebut datang
landasan-landasan telah siap untuk di tempati dan menara siap di tegakan.
4.3.2 Proses pemasangan kembali struktur menara
Pemasangan harus di mulai dari bagian battom, kemudian di susun lower,
midlle, uper, top, dan section. Penempatan saling pengakat harus di perhatikan
dalam ke seimbangan dan tidak melakukan perusakan pada menara. Penyangga
menara di usahakan mampu menara dengan usaha rata kiri dan kanaan pasang
sambungan menara dengan pasang (Pin) yang sesuai dengan kunci pasak tersebut
dengan kunci pengaman (sefty pin) priksa baut pengikat crow blok dan
kemungkinan adanya retak-retak serta periksa dan memompakan pelumas. Pasang
drilling line dengan menggunakan kabel swab atau manila rope sebagai penuntuan
atau pancingan pasang penangkal petir, lampu penerang dan navigasi. Pasang
pagar dan dog house. Pasang sistem saluran listriksistem kendala untuk kendali
penumatik.
4.3.3 Lankah Penegakan Menara
1. Lankah-langkah menegakan menara (Rig up)
Motor engine telah di coba dan di jalankan untuk pemanas dan periksa
memastikan bahan bakar cukup. Harus ada dua orang pada rem (break). Senior
atau senior atau junior toolpusher siap di break drum darkwork sehungga ada
petugas yang membantu apa bila setiap saat di perlukan ahli mekanik dan elektrik
di siapkan mesian drawowrd dan genset. Motor drawword di jaga dengan baik
akan bekaerja dengan baik.semua creew yang lain harus menjauh pada jarak yang
cukup dari rig floor bila menara roboh.
Periksa di penunjukan barat di weight indicator dan semua sambungan-
sambungan, jika penunjukan normal, selanjutnya letakan kembali menara ke
mudian letakan kembali menara pada ke dudukannya semula, sipkan wire rove
penahan menara dari sweb line yang di hubungkan dengan winch oil field truck ,
dozer atau crane . tegakan menaraa dengn cara pengangkatan secara pelan dan
cepat gerakan menara ke atas secara tetap pada saat menara tegak lurus , pastikan
wire rove atau saling berhubungan dengan wichoil filed telah bekerja di letakan
dengan mengikutinya.agar menara tidak terhentak menara di “A” frame. Setelah
menara duduk pada posisinya turunkan beban tarik menjadi 5000 lbs sambil
tekanan winch di lepas pelan-pelan.
Di larang seseorang berada di “A” leg keetika menara sedang di tarik. Selalu
tunggu setelah menara tegak komplet dan berhenti, untuk kemudian petugas
memanjat ke “A” leg untuk memasukan pasak menara dan pasak safty pin.
1. Naikan Drawwork
2. Naikan pralatan pengeboran keatas Rig floor, sepeti top drif, Drill String,
pralatan handling tools, dog house, ocntrol panel, mani foold stande pipe, dan
penujang peralatan-pralatan oprasi lainnya.
3. Lakukan penyusunan tangga dan catwalk.
4. Menara siap untuk oprasi
1.3.4 Kendala Rig Up
Rig N 80 UE/25 melaksanakan proses rig up 100% di lokasi pemaat
(PMT)-4 selama 08 hari. Melebihi waktu yang di tentukan yaitu 5 hari.
Adapun proses Rig Up yang melebihi waktu yang telah di tentukan di
karnakan adanya hambatan-hambatan sebagai brikut :
1. Dari hasil pengecekan pada tanggal 7 mei 2012 tentang ke butuhan fasilitas
camp di dapat hasil dari safety tank oleh di buat oleh pihak GS, pihak GS
( PT. Sumatra unggul) baru bisa menyelesaikan sefty tank.
2. Ada beberapa titik line belum tersambung dengan antaara lain water pump ke
line masih kurang pipah , line air menuju tangki air rig belium tersambung,
line air yang putus pada belokan air yang menuju lokasi dan line air menuju
balong air bersih. hal tersebut menyebap kan rig belum bisa melakukan
function dan bor kelly hole dan single hole
3. Proses dari rig up pada tanggal 02 mei 2012 sampai dengan tanggal 10 mei
2012 di hentikan sementara pada koondisi 95% di karnakan menunggu R/U
Top Droive.
4. Infeksi drijen migas baru gi lakukan pada tanggal 08 mei 2012 dan infeksi BP
migas baru di lak8ukan pada tanggal 9 mei 2012.
Hambatan-hambatan di atas menghambat proses rig up, sehingga proses
rig up pada pemaat (PMT)-4 melebihi waktu yg di tentukan Rig N 80 UE/25.
Dengan melihat kendala atau hambatan yang terjadi di atas bahwa Rig Up
100% terdapat pada (Lampiran I-1).
4.3.5 Alternatif pemecahan Masalah
1. koordinasi dengan pihak terkait agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang
sesuai dengan yang telah di tentukan.
2. sebelum rig up di lakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendukung rig up
sesudah selesai pada saat proses rig down dan proses rig move sesudah di
lakukan pekerjaan pada lokasi baru tepatnya pada lokasi pemaat (PMT)-4 agar
tidak terjadi keterlambatan pada proses rig up.
3. Pengiriman barang harus slalu di koordinasi ke pada pihak terkait agar barang
agar tidak terjadi karna ke terlambatan karna menunggu ke terlambatan karna
menunggu ke taerlambatan pengiriman barang tersebut.
4. Pihak dirgen Migas dan BP Migas seharusnya melakukan infeksi di hari
mendappat laporan bahwa proses rig up telah selesai di lakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dalam proses pekerjaan rig down harus memperhatikan TKI, membuat JSA,
melakukan proses pekerjaan rig down
2. Untuk melancarkan proses pelaksanaan moving harus melaksanakan risk
assement rig moving yang di laksanakan oleh tim yang terdiri dari HSE,
HTE, Rig subt, kontrraktor angkutan , pelanggan (Perwakilan PT. Peertamina
EP)
3. Optimalisasi armada HTE dalam membantu proses movi ng dapat tercapai
dalam kondisi prima , perencanaan moving yang tepat
4. Belum selesai pekerjaan yang ada di lokasi baru akan mengalami
keterlambatan rig up, oleh karna itu proses koordinasi dengan pihak yang
bekerja pada lokasi baru harus slalu di lakukan pihak agar tidak terjadi
keterlambataan pada saat Rig up
4.2 Saran-Saran
Beberapa saran yang dapat di berikan oleh penulis yaitu :
1. Pada saat ada permasalahan seperti ke terlambatan yang di alami, baik itu
pada saat Rig down, rig move maupun rig up pihak pertama dalam hal ini rig
superintedient harus membuat berita acara,
2. Ke tika pekerjaan Rig Down, rig move dan rig up setip 100 % harus membuat
berita acara
3. Tool pusher , driler dan crew harrus mengerti benar tentang porositas barang
yang harus di angkut dulu agar proses rig up bisa di mulai.
4. Pengelompokan peralatan rig up sebaiknya di lakukan dengan
memperhitungkan kapisitas kendaraan angkutan agar penggunaan kendaraan
bisa optimal
5. Koordinasi dengan pemilik sumur mengenai ke siapan lokasi baru agar lokasi
agar siap saat proses rig down di mulai, sehingga moving sudah bisa mulaidi
laksanakan pada saat hari terakhir rig down.
6. Untuk moving ke daerah rawan premanisme dan pemalakan,ke ikutseraan
armada HTE Perlu di pertimbangkan kembali. Karna tanggung jawap
terhadap peralatan yang di bawakan HTE menjadi tanggung jawap dan bisa
terjadi biaya yang di keluarkan lebih besar dari pada melalui kontaktor
angkutan.
2.2 Rig Down
Rig Down merupakan suatu proses perebahan menara bor dan memisahkan
bagian-bagian peralatan rig pemboran siap untuk dipindahkan (Moving),
pelaksanaan rig Down dilakukan apabila operasi pemborantelah selesai dan
dinyatakan realese. Rig direbahkan untuk melakukan kegiatan selanjutnya seperti
Maintenace Rigdan pemindahan Rig (Moving Rig).
Langkah-langkah Rig Down :
7. Lakukan pembongkaran BOP kemudian Pasang Kembali Well Head
8. Menurut perangkat di atasFloor Seperti: Top Drive. Driil String. Peralatan
handling tolls, driller konsul. Dog house lantai bor, power long, rotary tong,
winch, kelly, swivel, manipol steam pipe, parar vi-door
9. Melepaskan tangga dan catwalk
10. Mengendurkan sling pada patok labrang
11. Lay dwo drawwork yaitu menurunkan drawwork
12. Merebahkan menara
2.3 Rig move
Rig move merupakan perpindahan rig dari lokasi sebelum nya ke lokasi
berikutnya, rig move biasa nya di lakukan pada oprasi pengeboran baru. Alat-alat
yang di gunakan untuk mmengangkat peralatan pengeboran dan rig biasa nya
menggunakan tronton, traleer high bed,trailer low bed dll. Dalam melakukan ke
giatan moving lewat jalur darat. Ada bebera hal yang harus di lakukan sebelum ke
giatan moving di mulai, antara lain :
3. Surve jalan menuju lokasi
Melakukan survey jalan, jembatan sehingga bisa menentukan jalan layak
atau tidak untuk di lalui oleh kendaraan berat. Hal-hal yang perlu di teliti selama
dalm pemeriksa an jalan manufer kendaraan yg rata-rata bersumbu panjang, jalan
yang rusak, dan juga ada yang perludi perhatikan selama survey yaitu rintangan
kabel listrik dan kabel telpon dan juga pepohonandan dahan nya mengalangi jalan
sehingga bisa menggangu kelancaranalan sehingga bisa menggangu kelancaran
moving tersebut.
4. Pemeriksa lokasi baru
Kegiatan perpindahan moving harus terkoodinir secara terpadu dengan
cara merencanakan peralatan peralatan yang susun lebih rendah akan di angkut.
Merencanakan kebutuhan kendaara an angkutan berat jenis low bed, high bed dan
crane berdasarkan jumlah trip, tonase, dan ukuran pralatan rig tersebut.
Peerjalanan kedaraan berat melalui kendaraan umum yang padatnlalu lintas,
semua barang di bak truk atau trailler harus di susun lebih rendah dari pada
jembatan kurung sehingga tidak menyangkut badan jembatan kurung.
pemindahan rig dan pemasangan perangkat pengeboran di melalui jalan
umumlapanlaksanakan pemindahan rig dan pemasangan perangkat pengeboran di
lapak baru, di lakukan pemeriksa terhadap lapak baru yg akaan di bor. Pemeriksa
lapangan baru ini meliputi :
5. Pemeriksaam landasan menara
6. Pemeriksaan bak tanah untuk pembuangan air kotor
7. Pemeriksaan jalan masuk dan tempat pengeeboran
8. Pemriksa an tempat pompa air.
2.3.2 Hal-hal yang harus di perhatikan dalam proses moving :
11. Kebutuhan jumlah dan jenis kendaraan angkut
12. Merencanakan prioritas angkut
13. Saat melalui jalan umum
14. Saat melalui jembatan kurung / kabel yang melintang
15. Cara pemutaran
16. Pengelompokan pralatan berdasarkan kapasitas kendaraan angkut
17. Koordinasi dengan pihhak pembuat lokasi
18. Pengecekan ulang terhadap jalan perbaikan dan juga jembatan
19. Pilih prusahaan penyedia jasa angkutan yang bagus
20. Banyaknya Kebutuhan dan jenis kendaraan angkut
2.3.2 Peralatan Moving
Peralatan-peralatan yang digunakan pada saat Moving adalah kendaraan
yang mempunyai jenis yang berbeda-beda, ini disesuaikan dengan jenis kendaraan
angkut yang memiliki fungsi masing-masing. Sedangkan kendaraan angkut
tersebut adalah:
5. Tronton
Digunakan untuk mengangkat peralatan pemboran yang berkapasitas
antara 1000-1500 ton.
6. Traniler high bed
Adanya peralatan pemboran yang mempunyai panjang yang tidak dapat
diangkat oleh trailer low bed namun kelemahannya adalah hanya dapat digunakan
untuk mengakat peralatan pemboran yang tidak terlalu tinggi, mengingat terdapat
banyak kendala dilapangan tentang masalah kabalmelintang di jalan raya yang
tingginya sekitar 4-5 meter sehingga harus mengangkat peralatan pemboran yang
kurang tinggi dari 4-5 meter tersebut.
7. Trailer low bed
Kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk mengangkat peralatan
pemboran yang tinggi karena low bed ini lebih rendah dari pada high bed
sehingga dapat melewati kabel yang melintang yang tingginya sekitar 4-5 meter.
8. Crane
Peralatan pemboran yang digunakan untuk mengakat dan menurunkan
peralatan yangakan diangkut pada saat Moving dilakukan baik dari pada saat
menurunkan peralatan tersebut di lokasi baru.
2.3.3 Kendala Rig Moving
9. Kondisi jalanan menuju lokasi yang belum bagus
10. Terlambatnya armada dari pihak penyedia jasa angkutan datang kelokasi
11. Penyediaan jenis angkutan yang tidak lancar
12. Cuaca
13. Perizinan
14. Adanya kabel yang melintang di tengah jalan raya
15. Pemalakan Premanisme
16. Belum siapnya lokasi baru
2.4 Rig Up
Rig Up merupakan proses istalasi alat-alat pemboran termasuk proses
tegak menara, Rig Up dilakukan untuk melaksanakan operasi pemboran dan
melakukan proses penegakan menara serta menaikan drawwork serta peralatan
lainnya. Untuk melakukan pekerjaan tersebut diatas terdapat aturan umum yang
harus di ikutidan juga terdapat prosedur khusus untuk menegakkaan menara yang
harus diikuti yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Rig karena sering terdapat ke
khususan yang harus diperhatikan.
2.4.1 Tahapan-tahapan sebelum Rig Up
Adapun tahapan-tahapan sebelum melaksanakan Rig Up adalah:
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Drilling Indonesia Rig N 80 UE/25
lokasi Pemaat (PMT)-3 Pada tanggal ...............
3.1 Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk pengambil data yang dibutuhkan untuk keperluan
penulisan Tugas Akhir adalah:
3. Metode pengumpulan data
Data yang dapat diperoleh dengan cara :
c. Survei
Dengan cara mengambil informasi data teknis yang tersedia dilapangan
baik merupakan handout maupun keterangan-keterangan yang tersedia didapat
dari pihakyang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan rig down
d. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan
mengenai kondisi obyek pengamatan yang ada.
4. Data sekunder
Data-data sekunder dapat di peroleh dengan metode putaka yaitu
memperoleh data dengan penelusuran literature-literature, baik yang terdapat
dalam perusahaan maupun yang terdapat diluar perusahaan yang berhubungan
dengan permasalahan yang di hadapi.
3.1 Alat yang digunakan pada RigN 80 UE/25
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Rig N 80 UE-25) dan
peralatan-peralatan penunjang operasi pemboran lainnya. Sedangkan
SpecificationRig N 80 UE ini adalah:
SPECIPICATION RUG N 80 UE
8. Year of buying : 1974
9. Tipe Rig : N 80 UE
10. Power Rating : 1000 HP
11. Rated Hook Load Capasity : 500.000 lbs
12. Drilling Depth_UF to : 900-12000 ft of 5” DP
13. Rig Floor Height : 6.80 m
14. Racing Flat From Cap : 16.200 ft of OD DP
Riwayat Singkat Rig N 80 UE/25
Unit Rig N RigN-80-UE/25 dibeli Pertamina dan datang di P. Branda
(UEP-I) pada tahun 1974. Overhaul Rig N 80 UE terahhir dilaksanakan pada
tahun 1999 oleh PT. Sinar Timur sebelum Rigdibawa dan dioperasikan di sumur
SOPA-30 diwilayah kerja Daerah Operasi Sumatera Bagian Selatan. Seluruh
pekerjaan pembuatan lubang bor, coking, masuk casing, set line hanger dan
fishing job dilaksanakan oleh tenaga Drilling Services sendiri, kecuali pekerjaan
logging, cementing dantesting dilaksanakanoleh Mitra Kerja. Fasilitas pendukung
operasi Rig yang tersedia di lokasi pengeboran yang tersedia hanya Forklift,
sedangkan kebutuhan armada angkutan berat seperti cranepenyedianya melalui
kontrak. Untuk Moving antara lokasi, selain menggunakan armada angkutan berat
Drilling Services, kekurangannya juga dilakukan melalui sewa.
BAB IV
PEMBAHASAN
8.1 Rig Down
4.1.1 Proses Rig Down Menara pada RigN 80 UE-25
Rig Down merupakan suatu proses perebahan menara bor dan memisahkan
bagian-bagian pealatan Rig pemboran agar siap untuk di pindahkan (Moving),
pelaksaan Rig Down dilakukan apabila operasi pemboran telah selesai dan
dinyatakan realese, Rig direbahkan untuk melakukan kegiatan selanjutnya seperti
Maintenance Rig dan Pemindahan peralatan Rig (Moving Rig).
4.1.1 Pengamatan pekerjan sebelumdilakukan proses Rig Down
Rig N 80 UE/25 pada lokasi sumur Pemaat (PMT)-3 melakukan pemboran
secara vertikal dengan kedalaman akhir 2255 m dengan melakukan DST (Drill
Stem Tes)sebanyak lima kali pengetesan, untuk mengetes 1-4 dinyatakan gagal
dan DST (Drill Stem Tes) ke-lima tekanan naik sampai 2210 Psi, kemudian
dilakukan observasi selama lima hari.
PekerjaanDST (Drill Stem Tes)ini dilakukan oleh Perusahaan PT. Bama
Bumi Sentosa sebagai well testing service, Sclumberger sebagai wire line service,
pihak Elnusa sebagai TCP dan di bantu oleh toolpusher, Driller, Ass. Driller,
Floormen, Derickman, untuk prosesmasuk dan pencabutan rangkaian DST dan
proses data string DST terlampir pada lampiran B-1.
Selama melakukan observasi pekerja yang tidak terlibat pada saat DST
(Drill Stem Tes) seperti mekanik, restabout, melakukan persiapan untuk Rig Movi
seperti melakukan pengelompokan barang sesuai dengan kapasitasnya, pekerjaan
ini dilakukan untuk mempermudah proses pekerjaan pada saat moving dan pada
tahun ini di adakan rig contest sehingga mekanik dan restabout yang lain
melakukan pekerjaan maintenance seperti pembersihan, melakukan pengecatan
camp dan peralatan-peralatan lai. Dan pada tanggal......................
tepatnya pada program selanjutnya.
Program selanjutnya adalah program penyemenan pada lubang formasi
dengan tiga kali penyemenan pada ke dalaman yang berbeda-beda program ini di
lakukan untuk menutup pormasi atau mengaman kan pada yang produktif yang
terjadi hal-hal yang tidak inginkan pada saat meninggalkan lokasi.
4.1.3 PROSEDUR KERJA RIG DOWN
Prosedur pekerjaan rig down pada Rig N 80 UE/25 lakukan setelah ada
perintahan EP Pusat Jakarta melalui company men bahwa pada hari rabu pada
tanggal 17 april 2012 pukul 12.00 WIB pengeboran Rig N 80 UE/25 pada lokasi
pemaat (PMT)-3 di nyatakan relase dan di lkukan proses rig down menartahapan
selanjutnya company men di berikan perintah ke pada superitnden agar dapat
mengtur dan membuat prosedur kerja dalam proses plaksanaan tig down. Prosedur
kerja tersebut adalah:
6. Melakukan pengeboran BOP dan pemasangan Tubing head
7. Lakukan pemasangan tubing untuk mengan sumur sebanyak sepuluh join atau
tiga stend lebih satu joint
8. Penurunan pralatan-prealatan pendukung yang ada di atas flor seperti top dripe,
driling string, praltan handing toold , dog house, conttrol panel, super choke,
single hole, kelly hole dan pralatan-pralatan penunjang ofrasi penujangan
pengeboran lain.
9. Lakukan pemasangan rising line untuk melakukan perebahan menara dan dark
work
10. Lakukan perebahan menara
4.1.4 Pealatan Tambahan Yang Di Persiapkan
Pada saat melakukan rig down ada peralatan-peraltan tambahan yang
mesti di siapkan adalah :
5. Crane yang di gunakan untuk menarik menara ke arah perebahan menara
6. Steger/ tempat ke dudukan menara
7. Exavator alat untuk memindahkan pralatan yang telah di pisahkan
8. Box box yang di gunkan untuk penyimpanan peralatan yang di lepas, serta
kabel, lampu menara dan lain lain
8.1.5 JSE (Job Safety Analisys)
Job safety Analisys ini di buat oleh rig sub atau tool pussher sebagai data
tertulis yang menjelaskan tentang langkah kerja, bahaya yang mungkin timbul,
penanggulan bahaya yang mungkin terjadi, pralatan pelindung diri yang meski di
lakukan pada saat melakukan pekerjaan, dan personil yang terlibat dalam
pekerjaan itu. JSE ini minimal para pekerja telah mengetahui prosedur kerja,
bahaya yang mungkin terjadi dan bagai mana mengentifasi agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
8.1.6 TKI (Tata Kerja Individu)
TKI di gunakan sebagai pedoman sebelum proses pekerjaan yang di
lakukan TKI ini menjelaskan tentang langkah kerja, bahaya yang mungkin timbul,
penanggulangan bahaya yg mungkin timbul dan terjadi, pralatan pelindung diri
yang mestinya di pakaipada saat me lakukan pekerjaan, dan personil yang terlibat
dalam pekerjaan itu. TKI ini di siapkan oleh TIM SOP PT. Pertamina Drilling
Servis Indonesi pada bulan juli bulan 2009 ke mudian di periksa oleh dua orang
yang terdiri dari HSE Maneger PT. Pertamina Drilling Services Indonesia pada
tanggal 03 juli 2009 dan VP Drilling Ofration PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia. Dan isi dari TKI Rig down menara lampir pada ( Lampiran D-1)
4.1.7 Meeting
Sebelum pelaksanaan rig down di lakukan proses meltingbiasanya
melting di lakukan dua kali pertama meltting di lakukan secara umum di dekat
camp di lakukan metting kembali di lokasi ini,di lakukan untuk mengingatkan
kembali tentang program kerja dan di lakukan memeriksa sefty yang harus di
pakai pada saat pekerjaan tersebut, metting di lakukan saat pekerjaan tersebut, dan
sesuai dengan prosedur dan selalu dapat menjaga ke selamatan.
4.1.8 Pelaksanaan Rig Down
Rig down di lakukan pada tanggal18 april 2012 sedangkan langkah-
langkah rig down yang di lakukan adalah :
12. Lepaskan V-door ram, mose hole, kelly hole dan tangga-tangga dari rig floor.
13. Lakukan pelipatan bor lantai bagian depanmenara atau arah perebahan
menara
14. Pasang raisingline ke trevelling block, kemudian kunci ram dark work
15. Berikan tekanan dan berikan pin pengunci “H” beam kiri dan kanan.
16. Turunkan dark work bersamaan dengan rig floorshiling shortsubstructure
sampai posisi terendah atau berhenti, kemudian pasang pin pengaman.
17. Lepaskan pin menara di “A” leg kiri dan kanan.
18. Kendorkan tension di trevelling block.
19. Tarik menara dan crane sampai menara posisi menara miring. Pada saat itu
posisikan agar fase line dari dark work pada guide roler di “A” leg.
20. Lay down menara pelan-pelan di oprasikan dari planel pengontrol hingga
duduk di penyangga menara.
21. Lepaskan monkey board, lepaskan drilling line dan treveling block dan
bagian lainnya dari menara.
22. Lepaskan bagian-bagian dari substructure dan menara siap untuk di transport.
4.1.9 Proses Pemisahan Pralatan Rig N 80 UE/25
Untuk proses pemisah peralatan Rig ini tahapan-tahapan yang di lakukan
adalah : Lepas siling ke mudian lakukan penggulungan, lepas strukture Rig
(Menara) atau bagian-bagian menara yang penting seperti :
7. Gine pole adalah merupakan tiang berkaki dua atau tiga yang berada di puncak
menara, berfungsi untuk memberikan pertolongan pada saat pemasangan
crown block
8. Wather tabel adalah di punak menara berfungsi untuk penguat menara.
9. Cross brecing adalah peralatan menara yang berfungsi untuk penguat menara
10. Tiang menara meliputi empat tiang yang berbentuk segi tiga sama kaki,
berfungsi sebagai penahan terhadap semua beban vartikal di bawah menara dan
beban horizontal.
11. Girt adalah merupakan sabuk menara, berfungsi mengikat menara
12. Monkey board plat from adalah berfungsi sebagai tempat kerja derrickmen
pada saat cabut atau pasang pipa.
Pada proses rig down Rig N 80 UE/25 di lokasi pemaat(PMT)-3, tidak di
temukan kendala berarti berarti sehingga rig down bisa berjalan dengan lancar
tanpa ada insiden atau eksident.
8.2 Rig move
4.2.1 Surat Perintah
Sebelum melakukan moving pekaerja atau crew yang ada pada Rig N 80
UE/25 yang di pekerjakan secara lansung oleh PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia menunggu surat pemerintah dari pertamina EP sebagai penanggung
jawab pelaksanaan moving. Sedangkan waktu untuk menunggu surat perintah
tersebut sangat relatif atau tidak di tentukan bisa cepat dan bisa juga memakan
waktu yang sangat lama di karnakan banyak sekali kendala-kendala yang harus di
pindahkan. Untuk surat perintah moving terlampir pada (Lampiran E).
4.2.2 Pekerjaan Sebelum Melakukan moving
1. Pemeriksaan Jalur Menuju Lokasi Baru
Hal-hal yang di periksa selama dalam perjalanan ialah meliputi kondisi
jalan yang akan di pakai (tikungan, jembatan, lebar jalan, dan lintasan kereta api).
Di tempat-tempat yang di nilai membahayakan di lakukan kajian, penelitian dan
melakukan pencatatan sesuai dengan permasalahaanya masing-masing. Dari hasil
surve tanggal 11 april 2012 di dapatibeberapa titik yang perlu di laksanakan
perbaikan dan perlu ke waspadaan dalam melewati titik tersebut. Titik yang rawan
antara lain yaitu :
7. Pada KM 0.6
Setelah di lakukan survey bahwa daerah ini tidak dapat di lewati kecuali di
lakukan tindakan perbaikan dengan di lakukan perbaikan dengan batu pada lokasi
tersebut sedangkan personil yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan
adalah
TOPSIP EP PRABUMULIH.
GAMBAR 4.2 JALAN KM 0.6
8. Jalan KM 8.9
Pada jalan tersebut terdapat sebuah perkampungan sehingga harus di
lakukan safty driving ke pada pemerintah setempat untuk melewati perkampungan
tesebut dan memberikan intruksi ke pada personil penanggung jawab dalam hal
ini di ambil alih oleh
PT. BERTINDO CK agar dapat memperhatikan kecepatan.
GAMBAR 4.3 JALAN KM 8.9
9. Jalan KM 21,5
Pada jalan KM 21,5 ini terdapat genangan air, jalan berlobang sehingga
harus di lakukan perbaikan jalan sebelum moving oleh piahak TOPSIP EP
GAMBAR 4.4
10. Jalan KM 23
Pada jalan KM 23 ini terdapat jembatan segera di perbaiki akibat kropos
pada tiang penyangga dan skur sehingga di pikirkan tidak dapat di lewati oleh
angkutan berat tindakan yang harus di lakukan ialah perbaikan oleh TOP SIP EP.
GAMBAR 4.5
11. Jalan KM 23,9
Pada jalan ini terdapat jalan yang berlumpur harus segera di perbaiki klau
tidak bisa menghambat proses moving
GAMBAR 2.6
12. Jalan KM 26
Pada jalan ini terdapat jalan rusak berat sehingga jangkauan membawa
peralatan berat, untuk mobil general rist assestment di hentikan karna tidak bisa di
lalui oleh kendaraan.
Gambar 4.6
2. Pemeriksaan lokasi Baru
Hal-hal yang harus di periksa di lokasi baru antara lain :
7. Luas lokasi, apakah sesuai dengan layout rig atau tidak.
8. Patok labrang harus ada dan sesuai dangan titik yang di ijinkan.
9. Lay out kelly hole dan single hole yang ada sesuai dengan lay out yang baru
atau belum.
10. Periksa landasa menara (kekerasaan maupun kerataan).
11. Bebaskan area cellar dari pasilitas/line produksi
12. Pastikan ada area untuk flare
Hasil pemeriksaan : pada risk assment rig move tanggal .................,
pemeriksan di atas di lakukan pada lokaasi baru banyak sekali belum siap ini di
lakukan pada lokasi barudan di jelaskan lansungkan pada berita acara
keterlambatan rig up akibat belum selesaikan lokasi baru.
4.2.3 Proses persiapan Moving
sebelum proses moving di siapkan atau tepatnya pada tanggal 09 april
2012 rig supt N-80 UE/25 memuat surat permintaan pekaerjaan di pihaak H. T. E
SR Supervisor Onshor Drilling Area Sumbagsel sebagai berikut :
5. 5 unit tronton dengan lenkap surat izin kendaran
6. 10 unit trailer high bad lengkap dengan surat izin lengkap
7. 4 unit low bed lengkap dengan surat izin lengkap
8. 1 crane 50 ton dalam kondisi prima kendaraan dengan izin lengkap seta di
lengkapi SIO oprator dan perlengkapan APBD
Sedangkan surat permintaan ini di buat dengan ke tentuan permintaan
pekerjaan Rig N 80 UE/25 yang berkisar 120 trip.
8.2.4 Proses Pelaksanaan Moving
Prosedur moving yang di lakukan padaRig N 80 UE/25
1. Risk asseesment rig move setelah di lakukan setelah surat pemerintah di trima
pada tanggal 11 april 2012.
2. Berita acara hasil risk asseesment rig move di laporkan ke manager ODAJ ke
mudian di teruskan ke VP oprasi dan pelanggan (PT. Pertamina EP) untuk di
tindak lajuti oleh pihak-pihakterkait.
3. koordinat dengan pelanggaran untuk memenuhi pelaksanaan moving
4. pengecekan jumlah, kapisitas armada angkutan, dan crane.
5. koordinasi dengan pihak ke amanan untuk untuk menjaga ke pralatan rig di
lokasi baru.
6. Letakan job sefty Analisty dan pre job safety meeting sebelum pelaksanaan
pekerjaan
7. Memuat, membawa dan membongkar barang.
Moving rig pemaat(PMT)-3 ke pemaat (PMT)-4 di laksanakan
mulai tanggal 22-30 april 2012 pukul 18.00 dan kondisi cuaca dalam kondisi
musim hujan sehingga untuk Rig N 80UE/25 yang berkapisita 1000HP
dengan jarak tempuh 29 KM yang artinya >26-50 KM, maka sesuai dengan
moving bagian wilayah sumatra, pelaksanaan moving di lakukan selama 9
hari dengan 108 kali trif. Sedangkan untuk ketetuan wilayah sumatra dan
rekapitulasi moving lokasi pemaat (PMT)-3 ke lokasi (PMT)-4terlampir pada
(Lampiran F-1) dan lampiran (G-1).
8.2.5 Kendala Rig moving
4. Rig baru release , ke mudian moving hari ke-1 baru dapat di laksanakan
pada tanggal 22 april 2012. Di karnakan perbaikan terhadap jalan.
5. Moving hari ke tiga tunggu jalan kerin di karnakan hujan semalaman
6. Moving hari ke lima jaln licin
Hambatan di atas menghambat proses moving, melebihi waktu yang di
tentukan yaitu 9 hari PJP Departemen Perjanjian dan Persyaratan. Sedngkan
berita acara ke terlampiran moving terlampir pada (Lampiran H-1).
8.2.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Hambatan kondisi jalan untuk pemaat (PMT)-4 telah di jelaskan sub bab
risk assement rig move dan analisa koreksi. Untuk mengatasi hambatan dan
kondisi jalan, pengendalian resiko yang di lakukan antara lain :
6. Melakaukan perbaikan jalan yang rusak yang tidak bisa di armada
angkutan berat selama dua hari sehingga jalan memang sudah benar-
benar layak untuk di lewati.
7. Kehatian para sopir angkutan berat /oprator alat berat dalam melewati
koondisi jalan menuju pemaat (PMT)-4
8. Sebelum melewati pekampungan terlrbih dahulu harus di lakukan sefty
briving pada pemerintah setempat
9. Tidak melakukan perjalanan pada saat cuaca tidak mengizinkan
10. Armada jasa angkutan berat yang telah di minta harus sesuai dengan
permohonan permmintaan jasa angkutan berat.
4.3 Proses Rig Up
Rig up merupakan proses istalasi alat-alat pengeboran termasuk proses
tegak menara, rig up di lakukan untuk melakukan oprasi dan melakukan proses
penegakan proses serta menaikan dark work serta peralatan lain nya. Untuk
melakukan proses pekerjaan lainnya di ataas terdapat aturan umum yang harus di
ikuti dan juga terdapat prosedur khusus untuk menegakan yang di kluarkan oleh
pabrik pembut karna sering terdapat khususan yang di perhatikan.
4.3.1 Aturan Umum Merangkai Rig
1. merangkai atau menyetel bagian-bagian perangkat bor di lokasi di
upayakan dapat terlaksana dalam waktu yang cepat tanpa menimbulkan kerusakan
atau kesulitan.
2. sebelum peralatan rig datang di lokasi atau tempat yang baru, harus sudah
di lakukan pemberian patokan dan garis-garis sesuai dengan denah dari
unit Rig (lay out unit rig)
3. ke tentuan peralatan terkait dengan peraturan ke selamatan kerja haruslah
di perhatikan
4.3.2 Proses Peletakan Peralatan Pendukung penegak Menara
Pemasang melakukan proses penegakan menara terlebih dahulu arus
melakukan pemasangan kembali landasa-landasan untuk mengatur
kerataan tangki lumpur, praim mover dan peralatan yang mendukung
pelaksanaan pengeboran yang terlebih dahulu akan di gunakan untuk
melakukan penegakan menara karna pada saat peralatan tersebut datang
landasan-landasan telah siap untuk di tempati dan menara siap di tegakan.
4.3.2 Proses pemasangan kembali struktur menara
Pemasangan harus di mulai dari bagian battom, kemudian di susun lower,
midlle, uper, top, dan section. Penempatan saling pengakat harus di perhatikan
dalam ke seimbangan dan tidak melakukan perusakan pada menara. Penyangga
menara di usahakan mampu menara dengan usaha rata kiri dan kanaan pasang
sambungan menara dengan pasang (Pin) yang sesuai dengan kunci pasak tersebut
dengan kunci pengaman (sefty pin) priksa baut pengikat crow blok dan
kemungkinan adanya retak-retak serta periksa dan memompakan pelumas. Pasang
drilling line dengan menggunakan kabel swab atau manila rope sebagai penuntuan
atau pancingan pasang penangkal petir, lampu penerang dan navigasi. Pasang
pagar dan dog house. Pasang sistem saluran listriksistem kendala untuk kendali
penumatik.
4.3.3 Lankah Penegakan Menara
1. Lankah-langkah menegakan menara (Rig up)
Motor engine telah di coba dan di jalankan untuk pemanas dan periksa
memastikan bahan bakar cukup. Harus ada dua orang pada rem (break). Senior
atau senior atau junior toolpusher siap di break drum darkwork sehungga ada
petugas yang membantu apa bila setiap saat di perlukan ahli mekanik dan elektrik
di siapkan mesian drawowrd dan genset. Motor drawword di jaga dengan baik
akan bekaerja dengan baik.semua creew yang lain harus menjauh pada jarak yang
cukup dari rig floor bila menara roboh.
Periksa di penunjukan barat di weight indicator dan semua sambungan-
sambungan, jika penunjukan normal, selanjutnya letakan kembali menara ke
mudian letakan kembali menara pada ke dudukannya semula, sipkan wire rove
penahan menara dari sweb line yang di hubungkan dengan winch oil field truck ,
dozer atau crane . tegakan menaraa dengn cara pengangkatan secara pelan dan
cepat gerakan menara ke atas secara tetap pada saat menara tegak lurus , pastikan
wire rove atau saling berhubungan dengan wichoil filed telah bekerja di letakan
dengan mengikutinya.agar menara tidak terhentak menara di “A” frame. Setelah
menara duduk pada posisinya turunkan beban tarik menjadi 5000 lbs sambil
tekanan winch di lepas pelan-pelan.
Di larang seseorang berada di “A” leg keetika menara sedang di tarik. Selalu
tunggu setelah menara tegak komplet dan berhenti, untuk kemudian petugas
memanjat ke “A” leg untuk memasukan pasak menara dan pasak safty pin.
5. Naikan Drawwork
6. Naikan pralatan pengeboran keatas Rig floor, sepeti top drif, Drill String,
pralatan handling tools, dog house, ocntrol panel, mani foold stande pipe, dan
penujang peralatan-pralatan oprasi lainnya.
7. Lakukan penyusunan tangga dan catwalk.
8. Menara siap untuk oprasi
1.3.5 Kendala Rig Up
Rig N 80 UE/25 melaksanakan proses rig up 100% di lokasi pemaat
(PMT)-4 selama 08 hari. Melebihi waktu yang di tentukan yaitu 5 hari.
Adapun proses Rig Up yang melebihi waktu yang telah di tentukan di
karnakan adanya hambatan-hambatan sebagai brikut :
2. Dari hasil pengecekan pada tanggal 7 mei 2012 tentang ke butuhan fasilitas
camp di dapat hasil dari safety tank oleh di buat oleh pihak GS, pihak GS
( PT. Sumatra unggul) baru bisa menyelesaikan sefty tank.
2. Ada beberapa titik line belum tersambung dengan antaara lain water pump ke
line masih kurang pipah , line air menuju tangki air rig belium tersambung,
line air yang putus pada belokan air yang menuju lokasi dan line air menuju
balong air bersih. hal tersebut menyebap kan rig belum bisa melakukan
function dan bor kelly hole dan single hole
3. Proses dari rig up pada tanggal 02 mei 2012 sampai dengan tanggal 10 mei
2012 di hentikan sementara pada koondisi 95% di karnakan menunggu R/U
Top Droive.
4. Infeksi drijen migas baru gi lakukan pada tanggal 08 mei 2012 dan infeksi BP
migas baru di lak8ukan pada tanggal 9 mei 2012.
Hambatan-hambatan di atas menghambat proses rig up, sehingga proses
rig up pada pemaat (PMT)-4 melebihi waktu yg di tentukan Rig N 80 UE/25.
Dengan melihat kendala atau hambatan yang terjadi di atas bahwa Rig Up
100% terdapat pada (Lampiran I-1).
4.3.5 Alternatif pemecahan Masalah
1. koordinasi dengan pihak terkait agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang
sesuai dengan yang telah di tentukan.
2. sebelum rig up di lakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendukung rig up
sesudah selesai pada saat proses rig down dan proses rig move sesudah di
lakukan pekerjaan pada lokasi baru tepatnya pada lokasi pemaat (PMT)-4 agar
tidak terjadi keterlambatan pada proses rig up.
3. Pengiriman barang harus slalu di koordinasi ke pada pihak terkait agar barang
agar tidak terjadi karna ke terlambatan karna menunggu ke terlambatan karna
menunggu ke taerlambatan pengiriman barang tersebut.
4. Pihak dirgen Migas dan BP Migas seharusnya melakukan infeksi di hari
mendappat laporan bahwa proses rig up telah selesai di lakukan.
BAB V
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
5. Dalam proses pekerjaan rig down harus memperhatikan TKI, membuat JSA,
melakukan proses pekerjaan rig down
6. Untuk melancarkan proses pelaksanaan moving harus melaksanakan risk
assement rig moving yang di laksanakan oleh tim yang terdiri dari HSE,
HTE, Rig subt, kontrraktor angkutan , pelanggan (Perwakilan PT. Peertamina
EP)
7. Optimalisasi armada HTE dalam membantu proses movi ng dapat tercapai
dalam kondisi prima , perencanaan moving yang tepat
8. Belum selesai pekerjaan yang ada di lokasi baru akan mengalami
keterlambatan rig up, oleh karna itu proses koordinasi dengan pihak yang
bekerja pada lokasi baru harus slalu di lakukan pihak agar tidak terjadi
keterlambataan pada saat Rig up
8.2 Saran-Saran
Beberapa saran yang dapat di berikan oleh penulis yaitu :
7. Pada saat ada permasalahan seperti ke terlambatan yang di alami, baik itu
pada saat Rig down, rig move maupun rig up pihak pertama dalam hal ini rig
superintedient harus membuat berita acara,
8. Ke tika pekerjaan Rig Down, rig move dan rig up setip 100 % harus membuat
berita acara
9. Tool pusher , driler dan crew harrus mengerti benar tentang porositas barang
yang harus di angkut dulu agar proses rig up bisa di mulai.
10. Pengelompokan peralatan rig up sebaiknya di lakukan dengan
memperhitungkan kapisitas kendaraan angkutan agar penggunaan kendaraan
bisa optimal
11. Koordinasi dengan pemilik sumur mengenai ke siapan lokasi baru agar lokasi
agar siap saat proses rig down di mulai, sehingga moving sudah bisa mulaidi
laksanakan pada saat hari terakhir rig down.
12. Untuk moving ke daerah rawan premanisme dan pemalakan,ke ikutseraan
armada HTE Perlu di pertimbangkan kembali. Karna tanggung jawap
terhadap peralatan yang di bawakan HTE menjadi tanggung jawap dan bisa
terjadi biaya yang di keluarkan lebih besar dari pada melalui kontaktor
angkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Riwayat singkat Rig N 80 UE/25. 19 Juni 201.”Sejarah”, Filed Adm Rig N 80
UE/25
PT. PDSI. 2012. “Data laporan Harian sumur pemaat(PMT)-3, Rig N 80 UE/25,
PT .Petamina Drilling Services Indonesia Sumbangsel.
Rig Risk Move assement, H 40 D/24, Lokasi KRB-C/03 ke lokasi KRB –A/02.
(2012) PT .Petamina Drilling Services Indonesia
Hermanto, Danang (2012). Rig down pasang dan pindah rig, Diktat pemblajaran
Materi Fungsi BPAT PDSI. jakarta
Hakim, Muhamat Arif Rahman (2012). Rig down pasang moving rig, kertas kerja
wajib BSP-DSH.
Wicaksono, Seto (2008). Rig down, moving rig dan rig up, kertas kerja wajib
BPS-PT. Pertamina
Derajad , Muhamad. 2010. “Komponen Rig”. http://petrolium-zone
Tata kerja Individu (2008). Moving Rig, PT. Petamina Drilling Services Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar